ABC

Industri Daging Australia Cemas Tunggu Kesepakatan Jepang

Di tengah kunjungan Perdana Menteri Tony Abbott ke Jepang membahas kesepakatan perdagangan bebas dengan negara itu, para peternak di dalam negeri semakin cemas apakah sang Perdana Menteri mampu mengurangi tarif masuk impor atas produk daging dan susu.

Sebelumnya PM Abbott mengatakan, dirinya sangat yakin bahwa kesepakatan perdagangan bebas akan tercapai pada kunjungannya kali ini. Selain itu, media Jepang juga memberitakan kesepakatan perdagangan ini tinggal selangkah lagi.

Pajak atas produk daging sapi dan susu adalah isu utama yang mengganjal kesepakatan, karena Jepang enggan mengurangi tarif hingga 38% terhadap produk-produk Australia.

Jepang berupaya melindungi para produsen lokal di dalam negerinya. Namun di sisi lain, pengurangan tarif adalah isu yang penting bagi Australia karena Jepang adalah pasar ekspor daging sapi dan produk susu terbesar negara Kanguru ini.

Dari produsen hingga pengolah, para pelaku bisnis daging sapi Australia menuntut adanya pengurangan tarif yang signifikan dalam kesepakatan yang nantinya akan disahkan.

Bagi Mike Norton, mantan ketua Federasi Peternak Australia Barat, yang juga berbisnis daging sapi dan produk susu bersama keluarganya di wilayah itu, sangat penting bagi Australia untuk menegosiasikan pengurangan tarif dalam paket kesepakatan dengan Jepang.

“Kita punya beberapa negosiator ulung, tapi posisi sektor agrikultur dalam kesepakatan perdagangan bebas ini harus diakui lemah,” tuturnya.

Paul Crane adalah manager ekspor “V&V Walsh,” tempat penjagalan dan pengolahan daging di Bunbury, Australia Barat.

Ia menjelaskan, seluruh potensi ekonomi adanya perdagangan bebas dengan Jepang tak akan jelas sampai detil perhitungannya terungkap, namun ia menegaskan, upaya apapun demi membuat produk-produk Australia semakin banyak yang di-ekspor, adalah hal yang bagus.

“Kalau anda mempunyai skema perdagangan bebas dengan tarif yang rendah seperti yang dimiliki Selandia Baru dengan Korea Selatan, kemudian dihadapkan dengan skema yang dimiliki Australia dengan tarif 40%, tentu saja anda tidak bisa bersaing di pasaran.”

Pemerintahan Tony Abbott berkuasa sejak September tahun lalu dengan janji politik untuk mengunci kesepakatan perdagangan bebas dengan Jepang, Korea Selatan, dan China dalam waktu 12 bulan.

Saat ini, kesepakatan dengan Korea sudah tercapai walau belum diratifikasi, sementara dengan Jepang akan diumumkan segera, dan di sisi lain, kesepakatan dengan China nampaknya masih jauh.

Geoff Pearson, manajer sekaligus pemilik tempat penggemukan ternak di Lake Preston, mengatakan, kesepakatan dengan Jepang sangat diperlukan oleh pebisnis seperti dirinya untuk dapat berkembang dan menuai untung, karena tarif yang berlaku saat ini sangat menghambat potensi ekspor.