ABC

Indonesia siap alihkan investasi lahan ternak ke Selandia Baru

Salah satu perusahan negara di Indonesia yang ditunjuk Kementerian BUMN untuk membeli lahan peternakan di Australia mengaku akan mengalihkan rencana investasi ke Selandia Baru jika mendapat hambatan.

Direktur PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro, kepada Radio Australia mengatakan bersiap melakukan pengalihan rencana investasi membeli perusahaan peternakan sekaligus lahannya kalau mendapat hambatan di Australia.

Salah satu negara yang bakal dilirik adalah Selandia Baru karena memiliki kualitas peternakan sama dengan Australia.

Putro mengaku mendengar ada suara penolakan dari anggota parlemen Australia soal rencana investasi Indonesia itu.

“Yang penting buat kami itu bukan membeli lahan, tapi membeli sapi yang dipasok oleh peternak,” ujar Putro.

“Tapi kami optimis pengusaha dan peternak sapi di Australia welcome koq untuk kami berinvestasi. Adapun riuh rendah dari para politisi kan memang tugasnya seperti itu,” tambahnya.

Menurut Putro, pengusaha peternakan Selandia Baru sudah datang ke Indonesia untuk menawarkan kerjasama dalam pengembangan peternakan sapi di Selandia Baru.

“Dan saya akan berangkat ke Selandia Baru itu akhir Oktober karena saya menargetkan pada Januari tahun depan sudah kita sudah mulai pasok sapi ke Indonesia dari Australia atau Selandia Baru,” kata Putro.

Dia melanjutkan pola investasi yang akan dilakukan oleh PT RNI adalah mengakuisisi perusahaan bukan membeli lahan.

Untuk tahap pertama PT RNI akan berinvestasi ke perusahaan yang memiliki lahan seluas antara 10 ribu sampai 100 ribu hektar.

Rencana investasi yang akan dilakukan ini untuk menekan harga daging sapi di Indonesia yang sempat melambung tinggi hingga di atas Rp100 ribu per kg dan dikategorikan sebagai harga daging tertinggi di dunia karena pasokan daging impor yang berkurang.

Sementara target swasembada daging yang diprogramkan beberapa tahun lalu belum juga maksimal.

Kementerian BUMN sendiri sudah menyiapkan dana hingga satu trilyun Rupiah untuk berinvetasi ke perusahaan ternak di Australia.

Selain PT RNI, Kementerian BUMN juga menyetujui PT Pupuk Indonesia yang difokuskan untuk mengakuisisi perusahaan yang memiliki lahan lebih luas dari PT RNI.

Target akuisisi perusahaan ternak untuk menguasai total lahan hingga sejuta hektar  yang ukurannya bisa mencapai empat kali Ibukota Australia, Canberra.