ABC

Indonesia Promosikan Rumah Adat Nusantara di Canberra

Kedutaan Besar RI di Canberra memamerkan beragam rumah adat nusantara untuk mempromosikan daya tarik pariwisata Indonesia yang belum banyak dikenal oleh publik Australia

Pameran yang digelar di Balai Kartini KBRI, hari Rabu (2/3/2016), dihadiri publik Australia dan tamu asing yang tergabung dalam Women International Club (WIC) di Canberra. WIC beranggotakan berbagai profesi, antara lain diplomat, pejabat pemerintah, penulis, seniman hingga akademisi.

Ketua DWP KBRI Canberra Nino Nadjib Riphat menyatakan promosi budaya Indonesia melalui Indonesian Cultural Circle (ICC) merupakan salah satu program utama dari organisasi yang dipimpinnya selama ini.

"Rumah adat Indonesia yang terdiri atas beragam kekhasan desain, arsitektur dan ornamen, perlu diperkenalkan di kalangan masyarakat Australia karena dapat menjadi salah satu daya tarik pariwisata Indonesia," katanya.

Para pengunjung mengamati rumah adat Toraja yang dipamerkan di Canberra. (Foto: Kiriman/KBRI Canberra)
Para pengunjung mengamati rumah adat Toraja yang dipamerkan di Canberra. (Foto: Kiriman/KBRI Canberra)

 

Menurut rilis yang diterima oleh ABC Australia Plus Indonesia, Nino Nadjib Riphat menambahkan bahwa corak rumah adat Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis, alam dan budaya di tanah air.

"Saking banyaknya ragam rumat adat, tidak semua orang Indonesia, berkesempatan untuk melihat dari dekat rumah tradisional di berbagai provinsi di Indonesia," ujar pendiri ICC di tahun 2000 ini.

Melalui pameran ini, kata Nino Riphat, diharapkan masyarakat Australia dan anggota WIC berkesempatan mendapatkan pengenalan dan pengetahuan secara langsung mengenai rumah adat Indonesia.

Dia menambahkan, DWP KBRI Canberra selama sangat aktif menggelar promosi budaya Indonesia, mulai dari pameran tekstil dan tenun, pengenalan beragam masakan khas tanah air, pameran serta pengenalan alat-alat musik tradisonal dan tarian berbagai daerah.

Pengunjung ikut dalam lomba mendekorasi dan mewarnai rumah adat. (Foto: Kiriman/KBRI Canberra)
Pengunjung ikut dalam lomba mendekorasi dan mewarnai rumah adat. (Foto: Kiriman/KBRI Canberra)

 

Sementara itu, Iwan Freddy Hari Susanto, Minister Counsellor KBRI Canberra yang memberikan paparan mengenai rumah adat menjelaskan, kecuali di Pulau Jawa dan Bali, mayoritas arsitektur rumah tradisional Indonesia didirikan di atas tanah.

"Hal ini banyak dipengaruhi oleh faktor geografis, kondisi alam, cuaca, dan kearifan lokal," katanya.

"Tak heran jika selain tahan gempa, rumah tradisional di Indonesia umumnya juga ramah lingkungan karena bahan-bahannya diperoleh dari lingkungan sekitar. Filosofi ini menjadi salah satu tradisi yang dipraktekkan masyarakat Indonesia dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup," tambah Iwan.

Ditambahkannya bahwa ornamen maupun corak ukiran dari rumah di Indonesia juga sangat indah, baik yang bercirikan flora maupun fona.

Salah satu pengunjung, Anna Posser, mantan Presiden WIC Canberra mengaku terkesan dengan keunikan desain dan ornamen rumah adat Indonesia. Dia mengusulkan acara ini dapat diselenggarakan di kegiatan yang dapat menampung lebih banyak orang.

Kesan serupa juga disampaikan Susanita Dudley yang selalu aktif mengikuti kegiatan promosi budaya Indonesia. Menurutnya, acara ini memberikan pengetahuan baru bagi publik Australia mengenai salah satu kekayaan budaya Indonesia.

Selain mendapatkan paparan dan melihat video rumah tradisional Indonesia dari semua provinsi atau daerah di tanah air, peserta yang datang juga berkesempatan mengikuti lomba mendekorasi dan mewarnai contoh rumah adat Toraja, Honai, Sasak dan Minangkabau.

"Para bule-bule yang hadir pun sangat antusias mengikuti perlombaan ini," demikian dikatakan rilis KBRI tersebut.