ABC

Indonesia Pertimbangkan Pulau Karantina untuk Sapi Impor

Pemerintah Indonesia dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menetapkan sejumlah pulau yang akan dijadikan tempat karantina bagi sapi-sapi impor dari negara yang tidak bebas penyakit kaki dan mulut sapi (FMD).

Tahun lalu DPR RI meloloskan aturan yang akan memungkinkan impor daging dan ternak sapi dari negara yang sebenarnya tidak bebas FMD seperti Brasil dan India.

Selama ini kebutuhan daging dan ternak sapi dalam negeri dipenuhi oleh pemerintah Indonesia dengan cara mengimpor dari Australia yang dikenal bebas dari penyakit FMD tersebut.

Namun, tampaknya pemerintahan baru di Indonesia saat ini akan membuka peluang impor daging dan ternak sapi dari negara lain, meskipun negara tersebut sebenarnya tidak bebas dari penyakit sapi FMD.

Dengan penetapan pulau karantina, diperkirakan pemerintah Indonesia berupaya untuk bisa memantau dan mengisolasikan penyakit FMD jika ditemukan dalam sapi impor dari negara yang tidak bebas FMD tersebut.

Sapi Australia yang siap ekspor.
Sapi Australia yang siap ekspor.

 

Menurut Konsul Indonesia di Darwin, Andre Siregar, pemerintah Indonesia saat ini memang bermaksud memperluas sumber pasokan daging dan ternak sapi. Dan keberadaan pulau karantina dimaksudkan untuk kepentingan itu.

"UU yang diloloskan DPR meminta akan pemerintah menjamin Indonesia tetap bebas dari penyakit sapi FMD dan memastikan standar keamanan makanan terpenuhi," katanya kepada ABC Matt Brann.

"Jadi pulau-pulau karantina itu akan menjadi tempat penampungan pertama bagi ternak impor, guna memastikan apakah mereka bebas penyakit," jelasnya.

Menurut Andre Siregar kemungkinan pulau yang akan ditunjuk adalah Pulau Naduk di Bangka-Belitung dcan Pulau Pulo Simuang di Sulawesi Selatan.

Namun ia memastikan masih banyak hal yang perlu dilakukan sebelum rencana ini terwujud an Indonesia mulai mengimpor sapi dari negara seperti Brasil.

"UU-nya jelas, bahwa pemerintah harus memastikan keamanan biosekuriti dari rencana ini," katanya.

Dijelaskan, pulau-pulau tersebut telah diteliti kesiapannya dan diperkirakan akhir tahun ini sudah ada hasilnya.

Setelah itu, kata Andre, barulah direncanakan infrastruktur pendukung dan investasi yang diperlukan.

"Setelah itu ada tahap tender untuk pembangunan infrastrukturnya, kemudian tahap ujicoba impor sapi dari negara seperti Brasil," katanya.

Jadi tahapannya memerlukan waktu yang lama, tambahnya.