ABC

Indonesia Kurangi Izin Impor Sapi Australia untuk Kuartal Ketiga

Kalangan industri ternak sapi di Australia Utara mengatakan telah mendapat informasi bahwa pemerintah Indonesia akan menerbitkan izin impor hanya untuk 50 ribu ekor sapi Australia untuk kuartal ketiga, Juli-September 2015.

Meskipun secara resmi izin impor tersebut belum diterbitkan, namun kabar ini telah beredar di kalangan eksportir sapi di Australia sejak Jumat (10/7/2015) pekan lalu.

Salah seorang eksportir kepada ABC menyatakan sangat terpukul dengan berita ini, dan ia memperkirakan dampaknya akan menyebabkan masalah serius dalam rantai suplai termasuk pengapalan.

Pemerintah Indonesia selama ini memberlakukan sistem izin impor sapi perkuartal. Namun, sejak perdagangan sapi Australia dipulihkan kembali beberapa tahun terakhir, Indonesia selalu memberikan kuota impor yang tinggi.

Sebagai perbandingan, untuk kuartal kedua 2015 April – Juni, pemerintah Indonesia mengizinkan 250 ribu ekor sapi Australia. Sedangkan untuk kuartal pertama Januari-Maret 2015, izin impornya sebanyak 75 ribu ekor.

Untuk tahun 2014, Indonesia merupakan pengimpor terbesar sapi Australia dengan jumlah sekitar 750 ribu ekor.

Dengan demikian, jika jatah impor untuk kuartal ketiga hanya sebesar 50 ribu ekor, maka diperkirakan secara keseluruhan untuk tahun 2015 jumlah ekspor sapi Australia ke Indonesia akan turun drastis.

Sebab, hingga kuartal ketiga jumlah totalnya baru mencapai 375 ribu ekor. 

Tracey Hayes dari Asosiasi Peternak Northern Territory, mengatakan rendahnya alokasi kali ini sangat mengejutkan.

"Padahal diprediksi akan tinggi, sekitar 200 ribu ekor. Jadi sangat mengejutkan kalau benar hanya 50 ribu ekor," katanya.

"Kami masih menunggu pengumuman akhirnya seperti apa sebelum mengambil keputusan untuk kuartal ketiga ini," kata Hayes.

Hayes mengatakan, sistem izin impor pertahun, bukan perkuartal, sangat dibutuhkan saat ini sehingga lebih memberi kepastian bagi pertenak, eksportir mapun importir.

Pekan ini merupakan minggu terakhir bulan Ramadan yang biasanya ditandai dengan tingginya permintaan daging sapi.