ABC

Indonesia – Australia Tingkatkan Kerjasama Pendidikan

Dua tim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Indonesia berkunjung ke Canberra untuk menandatangani kerjasama di bidang pendidikan, pengajaran dan penelitian dengan mitra mereka dari Australia.

Hari Selasa (29/11/2016) delegasi dari Dikbud melakukan pertemuan dalam rangka Australia Indonesia Joint Working Group (JWG), sementara keesokan harinya, hari Rabu (30/11) delegasi dari Ristek dan Dikti melakukan hal yang sama dengan mitra mereka yaitu Departemen of Education and Training (DET) Australia.

Dalam rilis yang diterima oleh ABC Australia Plus Indonesia, disebutkan bahwa bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Joint Working Group (JWG) ini adalah yang ke 13, sementara itu bagi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi merupakan JWG yang kedua kalinya.

Pendidikan, pelatihan dan penelitian merupakan bidang yang sangat penting  bagi  Indonesia dan Australia mengingat  sampai dengan bulan Agustus 2016 mahasiswa dan pelajar Indonesia yang sedang menempuh studinya di Australia mencapai 17.712 orang.

Jumlah ini merupakan jumlah mahasiswa Indonesia yang terbanyak yang belajar di luar Indonesia jika dibandingkan dengan  di negara lainnya.
Pada saat yang bersamaan diperkirakan jumlah mahasiswa Australia yang melakukan studi di Indonesia setiap tahunnya mencapai lebih dari 2000 orang baik yang melakukan magang singkat ataupun yang mengambil studi satu semester atau lebih dalam setiap tahunnya.

Minat mahasiswa S1 (undergraduate) Australia yang ingin melakukan magang, studi lapang dan studi dalam jangka panjang semakin meningkat setiap tahunnya.

Sebagai contoh, Indonesia merupakan tujuan studi terfavorit mahasiswa Australia melalui program New Colombo Plan,  selama 3 tahun terakhir ini saja tercatat 2004 mahasiswa Australia telah melakukan magang dan studinya di Indonesia, sedangkan pada tahun 2016 ini sebanyak 825 orang mahasiswa Australia melakukan studinya di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Didik Suhardi dan David Learmonth Deputy Secretary, Higher Education, Research and International sedang menandatangai naskah kesepakatan
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Didik Suhardi dan Mr. David Learmonth Deputy Secretary, Higher Education, Research and International sedang menandatangai naskah kesepakatan

Foto: Istimewa

Dalam JWG tersebut delegasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Dr. Didik Suhardi  bersama dengan mitranya  Department of Education and Training (DET) Australia membahas kerjasasama dalam bidang sekolah, pendidikan vokasi , pengembangan dan evaluasi kurikulum nasional, perbaikan kualitas guru, serta peningkatan kemampuan siswa dalam literasi dan numerasi.

Di samping melakukan diskusi dalam forum JWG, delegasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga melakukan kunjungan langsung ke sekolah yang menerapkan pendidikan vokasi, melakukan dialog dengan Australian Curriculum Assessment and Reporting (ACARA) dan New South Wales Board of Studies Teaching and Educational Standards (BOSTES) untuk melihat langsung proses penyusunan kurikulum, penerapan dan pengevaluasiannya.

Sedangkan delegasi  Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang dipimpin oleh Sekreraris Jenderal Prof. Ainun Na’im bersama dengan mitranya Department of Education and Training yang dipimpin oleh David Learmonth Deputy Secretary, Higher Education, Research and International membahas pendidikan tinggi, penjaminan mutu pendidikan online, pengakuan kualifikasi.

Selain itu juga dibahas masalah kerangka pendidikan dalam menunjang pendidikan, pembiayaan pendidikan, pendidikan vokasi, keterkaitan pendidikan vokasi dengan industri, penelitian, komersialisasi hasil penelitian, peningkatan kerjasama penelitian,  perjanjian kerjasama penelitian pendidikan tinggi dan pendidikan vokasi.

Salah satu topik utama dalam pembahasan  di kedua JWG ini adalah masalah pendidikan pendidikan Vokasi.

Topik ini dirasakan sangat penting  mengingat pada saat ini kualitas pendidikan  vokasi baik pada level sekolah maupun pendidikan tinggi di Indonesia masih belum memenuhi harapan industri,dan pasaran kerja karena hasil lulusannya masih belum siap kerja.

Sementara itu pendidikan vokasi di Australia merupakan salah satu yang terbaik di dunia baik di tingkat sekolah (year 11 dan 12) maupun di tingkat pendidikan lanjutan seperti misalhnya TAFE (Technical and Further Education).

Dengan ditunjang oleh fasilitas yang sangat memadai dan fokus pendidikan vokasi pada bidang yang benar benar dibutuhkan oleh industri memungkinkan lulusan pendidikan vokasi di Australia dapat langsung memasuki dunia kerja.

Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Ainun Na’im dan Mr. David Learmonth Deputy Secretary, Higher Education, Research and International sedang menandatangai naskah kesepakatan
Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Ainun Na’im dan Mr. David Learmonth Deputy Secretary, Higher Education, Research and International sedang menandatangai naskah kesepakatan.

Foto: Istimewa

Sistem pendidikan vokasi Australia yang sangat menekankan pada pengembangan keterampilan yang diperlukan oleh industri ini  dan dengan ditunjang oleh instruktur  dari kalangan praktisi memungkinkan lulusannya dapat berkerja di dunia global.

Kesepakan kedua  kementerian yang menangani pendidikan di  Indonesia ini  dengan mitranya Australia untuk bekerjasama  dalam pendidikan vokasi akan memungkinkan Indonesia  dapat mengirimkan instruktur dan juga generasi muda Indonesia menempuh pendidikan vokasinya di berbagai institusi di Australia.

Di samping itu dimungkinkan juga pendidikan vokasi dilaksanakan di Indonesia setelah terlebih dulu disusun kurikulum bersama dan fasilitas penunjang lainnya dengan miranya  di Indonesia.

Dalam menghadapi persaingan global dan menunjang pembangunan nasional, Indonesia sangat membutuhkan   tenaga tenaga trampil yang tidak saja dibutuhkan di dalam negeri, namun juga dapat mengisi pasaran kerja internasional.

Oleh sebab itu,  kesepakatan kerjasama ini dalam bidang pendidikan vokasi ini perlu ditunjung dengan penyediaan anggaran yang memadai dari pemerintah Indonesia dalam bentuk skema penyediaan beasiswa khusus untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang terampil melalui pendidikan vokasi.

Kedua negara sepakat meningkatkan kerjasama pendidikan, pengajaran dan penelitian serta melanjutkan kerjasama yang selama ini sudah terjalin dengan baik. Kesepakatan yang dituangkan dalam MoU itu ditandatangani kedua belah pihak untuk ditindaklanjuti implementasinya dalam waktu dekat.