Indonesia Akui Seorang Remaja “Separatis” Papua Tewas Tertembak
Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Eko Daryanto menyatakan seorang remaja berusia 18 tahun yang tertembak mati di Kabupaten Intan Jaya, Papua, merupakan anggota kelompok separatis bersenjata. Namun hal itu dibantah oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Kontak tembak, kata Kolonel Daryanto, terjadi Selasa pagi (18/2) antara patroli TNI dan Polri dengan kelompok separatis bersenjata di Kampung Gulanggama dan Yaparo Komplek, Intan Jaya.
“Beberapa saat setelah kontak tembak, tim gabungan melaksanakan pembersihan sektor kontak tembak dan menemukan beberapa barang bukti, antara lain satu orang mayat laki-laki atas nama Meki Tipagau, suku Moni,” ujarnya seperti dikutip kantor berita Antara.
“Pada saat pengejaran terjadi kontak tembak dan kelompok itu melarikan diri ke jurang dan semak-semak ke arah Ugimba,” kata Eko di Jayapura, Rabu (19/2/2020).
Namun juru bicara TPNPB Sebby Sambom menjelaskan anggotanya tidak berada di lokasi pada saat kejadian dan korban merupakan warga sipil.
“Tidak ada kontak senjata yang terjadi. Pasukan keamanan [Indonesia] saat itu sedang melakukan pemeriksaan,” katanya seperti dikutip kantor berita Reuters.
TPNPB dalam rilisnya menyebut aksi penembakan brutal pada 18 Februari di Kabupaten Intan Jaya telah menelan korban sipil, baik luka-luka maupun meninggal dunia.
Termasuk korban ditembak adalah murid sekolah dasar
Disebutkan, empat korban luka tembak yaitu Kayus Sani, 51 tahun, kepala suku Kampung Yoparu, tertembak di bahu dan dada.
Kemudian Mecky Tipagau, 12 tahun, ,murid SD Bilogai, menderita luka tembak.
Mama Heletina Sani, 31 tahun, ibu kandung Meki Tipagau yang juga tertembak.
Serta Malopina Sani, 11 tahun, murid sekolah dasar yang tertembak di bagian kaki.
Korban telah diterbangkan ke Timika untuk mendapatkan perawatan.
Menurut TPNPB, operasi militer Indonesia dilakukan dengan menyisir rumah-rumah warga pada 16 hingga 18 Februari lalu.
“Tidak ada perlawanan karena memang semua pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat sudah menuju ke Kabupaten Ilaga dan sudah tidak ada di Intan Jaya,” katanya.
Aparat keamanan RI telah tembak puluhan warga
Awal bulan ini, TPNPB Organisasi Papua Merdeka mengklaim telah menemukan helikopter TNI AD yang hilang di Papua sejak Juni 2019 lalu.
“Semua senjata yang ada di lokasi jatuhnya Helikopter MI17 milik TNI telah menjadi milik Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Komando Daerah Pertahanan (KODAP) Ngalum Gupel,” lanjut Sebby.
Kodam XVII Cendrawasih menanggapi hal ini dengan menyatakan akan mengecek kebenaran informasi tersebut.
“Sehubungan dengan beredarnya foto-foto penemuan bangkai pesawat heli oleh masyarakat di Distrik Oksop, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab telah memerintahkan satuan TNI kewilayahan terdekat untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan dari masyarakat Distrik Oksop guna memastikan kebenaran informasi tersebut,” kata Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi seperti dilansir Antara, Rabu (5/02).
Bulan ini Komnas HAM RI merilis hasil penyelidikan atas kasus yang terjadi 5 tahun lalu, yang menuduh aparat keamanan “melakukan pelanggaran HAM berat” dalam penembakan 4 remaja Papua pada Desember 2014.
Keempat korban itu tewas saat terjadi aksi demo di Kota Enarotali.
Menko Polhukam, Mahfud MD menyatakan akan menindaklanjuti laporan Komnas HAM tersebut.
Laporan Amnesty International di tahun 2018 menyebutkan aparat keamanan RI telah melakukan pembunuhan terhadap sedikitnya 95 warga tak berdosa sejak 2010.
Simak berita-berita menarik lainnya dari ABC Indonesia.