Indofest 2015 Perekat Hubungan Indonesia-Australia
Seni budaya dari Indonesia menjadi jantung budaya terpenting di Australia Selatan. Nuansa ini terlihat saat ratusan pengunjung memadati acara INDOfest di pusat kota Adelaide Senin (5/10/2015) sejak pagi hingga sore hari.
Bersama Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, para pejabat setempat turut hadir antara lain Gubernur Australia Selatan Hieu Van Le AO, Menteri Urusan Budaya Zoe Bettison yang mewakili Menteri Utama (Premier), Jing Lee mewakili pemimpin oposisi serta Walikota Adelaide Martin Haese.
Dubes Nadjib Riphat Kesoema membuka Indofest 2015. (Foto: KBRI Canberra).
“INDOfest tidak hanya festival Indonesia terbesar di Australia, tetapi terbesar di belahan selatan bumi," kata Nadjib Riphat Kesoema. "Suatu kolaborasi budaya oleh masyarakat kedua bangsa, yang mempererat hubungan bilateral.”
Dalam rilis yang diterima oleh ABC Australia Plus, Gubernur Hieu Van Le dikutip mengatakan hal yang sama. “Budaya adalah jembatan bagi hubungan baik di antara masyarakat Australia dan Indonesia,” katanya.
Hieu Van Le telah menjadi fans setia INDOfest sejak pertama kali diadakan delapan tahun silam. “Kegiatan ini membangun persahabatan di antara kedua bangsa dan merupakan wujud kerjasama people-to-people," katanya.
Menteri Zoe Bettison yang telah belajar Bahasa Indonesia sejak 20 tahun silam menyampaikan komitmen pemerintah Australia Selatan dalam mendukung hubungan baik dengan Indonesia.
“Masyarakat sangat antusias dengan INDOfest. Kekayaan seni budaya Indonesia telah menambah warna multikulturalisme di sini," katanya.
Untuk itu, kata Bettison, pihaknya berkomitmen memberikan bantuan dana $20.000 setiap tahunnya untuk penyelenggaraan INDOfest, hingga tiga tahun ke depan.
Menteri Kebudayaan Australia Selatan Zoe Bettison (kiri) menerima nasi tumpeng dari Dubes Nadjib Kesoema. (Foto: KBRI Canberra).
Dubes Nadjib bersama Menteri Bettison, Walikota Martin Haese, Jing Lee dan para pejabat tinggi pemerintah lainnya menikmati nasi tumpeng sebagai ucapan syukur keberhasilan INDOfest.
Lokasi penyelenggaraan INDOfest sangat strategis dan dikelilingi bangunan bersejarah dan budaya seperti Government House, National War Memorial, Migration Museum, Art Gallery dan South Australian Museum. Hal ini menunjukkan apresiasi Australia terhadap nilai seni dan budaya Indonesia yang besar.
Para mahasiswa Flinders Uni mengenakan batik dan menyanyikan beberapa lagu Indonesia.
Di tengah suhu udara mencapai 35 derajat Celcius, berbagai stand mulai dari stand makanan, pariwisata, hingga workshop membuat seni pahat patung Bali dan kuda lumping, dipadati ratusan pengunjung.
Dua panggung di indoor dan outdoor juga nampak sesak karena pengunjung antusias menyaksikan musik, live band dan kesenian dari Aceh hingga Papua, seperti tari Langit Biru dari Jawa Barat, tari Jejer Banyuwangi, tari Pangkur Sagu dari Papua, musik rebana dan angklung.
Bahkan para mahasiswa Flinders University juga tampil sangat fasih menyanyikan lagu tradisional Apuse, Soleram, Rasa Sayang Sayange, Nona Manis, Maumere dan lagu lainnya.
Kesenian ondel-ondel dari Betawi juga menyemarakkan suasana festival. Uniknya, pembuatan ondel-ondel raksasa tersebut dibuat dua tahun lalu dengan dana sepenuhnya dari Pemkot Adelaide dan didesain oleh desainer Australia. Banyak anak-anak mengelilingi dan bermain dengan ondel-ondel raksasa yang berjalan-jalan di sekitar lokasi acara.
Ondel ondel menyambut kedatangan pengunjung Indofest 2015 (KBRI Canberra)
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia turut mendukung keberhasilan INDOfest dengan mengirimkan kontingen kebudayaan dari Tanah Air.
Melalui promosi budaya, diharapkan wisatawan dari Australia ke Indonesia tahun 2015 mencapai 1,1 juta pengunjung – lebih banyak dari tahun lalu yang kurang dari 1 juta wisman.