Ilmuwan Temukan Galaksi Baru Berjarak 10 Miliar Tahun Cahaya dari Bumi
Lembaga antariksa AS (NASA) mengumumkan bahwa sekelompok galaksi yang masih sangat muda telah ditemukan dengan berat sebesar 500 triliun kali matahari.
Kelompok galaksi, yang dinamai ‘IDC J 1.426,5 + 3508’ atau ‘IDC 1426’, ini terletak 10 miliar tahun cahaya dari Bumi.
NASA menggunakan data dari sejumlah observatorium untuk membuat studi paling detil dari kelompok galaksi ini.
Kelompok galaksi besar lainnya dari tahun-tahun awal alam semesta juga ditemukan, namun tak satupun dari mereka sesuai dengan massa dan kematangan dari galaksi ‘IDC 1426’.
Profesor Mark Brodwin dari Universitas Missouri memimpin studi ini, yang diharapkan NASA akan membantu mereka memahami bagaimana struktur besar seperti galaksi ‘IDC 1426’ terbentuk dan berevolusi pasa masa awal alam semesta.
"Kami benar-benar bekerja sebaik mungkin dengan penemuan ini. Sebagai salah satu struktur besar paling awal yang terbentuk di alam semesta, kelompok ini menetapkan standar tinggi untuk teori-teori yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana kelompok-kelompok dan galaksi berevolusi," jelasnya.
Galaksi muda ini begitu jauh dari tempat cahaya mendeteksi ketika alam semesta berusia sekitar seperempat dari usianya saat ini.
Itu berarti para astronom mengamatinya dari ketika alam semesta baru berusia 3,8 miliar tahun.
Kelompok galaksi, yang secara harfiah berarti sekelompok ratusan hingga ribuan galaksi, adalah benda terbesar di alam semesta terikat bersama oleh gravitasi dan para ilmuwan percaya, mereka butuh beberapa miliar tahun untuk terbentuk.
Galaksi ‘ICD 1426’ pertama kali ditemukan oleh Teleskop Luar Angkasa Spitzer pada tahun 2012 dan telah diamati oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Observatorium Keck.
Data dari penelitian ini mengungkapkan, inti yang padat dari galaksi ini terpisah dari pusat kelompok, yang menurut para ilmuwan bisa terjadi karena penggabungan dengan klaster berkembang lainnya pada 500 juta tahun sebelum apa yang mereka lihat sekarang.
Penulis lainnya dari studi ini, yakni Asisten Profesor Michael McDonald dari Institut Teknologi Massachussets mengatakan, penggabungan dengan sejumlah kelompok dan kelompok galaksi lain seharusnya lebih umum pada awal sejarah alam semesta.
"Itu tampaknya telah memainkan peran penting dalam pembentukan cepat dari kelompok muda ini," sebutnya.
Peneliti lainnya, Dr Anthony Gonzalez dari Universitas Florida, mengatakan, penelitian ini tak mengubah pemahaman mereka soal kelompok galaksi.
"Kehadiran kluster galaksi besar di masa awal alam semesta tak mengganggu pemahaman kami tentang kosmologi. Memang, bagaimanapun juga, itu memberikan informasi lebih lanjut di saat kami memperbaiki model kami," ungkapnya.
Studi ini juga menemukan bahwa sekitar 90% dari massa kelompok galaksi ini adalah ruang gelap, substansi misterius yang terdeteksi melalui tarikan gravitasi pada ruang normal yang terdiri dari atom.