ABC

Ilmuwan Malaria Indonesia Dapat Penghargaan di Australia

Seorang dokter asal Indonesia Jeanne Rini Poespoprodjo yang sudah lama terlibat dalam penelitian dan usaha pemberantasan penyakit malaria di Papua mendapat penghargaan di Australia.

Rini Poespoprodjo terpilih sebagai pemenang di bidang Kemanusiaan Australia Indonesia Awards 2016 dalam upacara pemberian penghargaan di Sydney hari Sabtu (12/3/2016).

Sayang Rini tidak hadir dalam acara yang juga dihadiri oleh Dubes Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema tersebut.

Selain Rini, pemenang lain adalah Emma Larrssen di bidang Komunitas, dan Penny Robertson di bidang bisnis. Dengan itu, ketiga pemenang penghargaan AIA tahun 2016 adalah wanita.

Penyelenggara penghargaan adalah Australia Indonesia Association (AIA) sebuah perkumpulan yang berisi warga dari Australia dan Indonesia yang ingin terus memajukan hubungan kedua negara.

Sejak tahun 2014, AIA memberikan penghargaan di beberapa bidang, dan di tahun ini yang dianggap berjasa di tiga bidang: bisnis, kemanusiaan dan komunitas mendapatkan penghargaan.

Rini Poespoprodjo. (Foto: AIA)
Rini Poespoprodjo. (Foto: AIA)

Kaitan antara Rini dengan Australia adalah bahwa dia mendapatkan gelar doktor dari Menzies School of Health Research di tahun 2011.

Sebelumnya Rini menjalani pendidikan di Universitas Padjadjaran dan UGM. Di tahun 2008, Rini menjadi salah seorang penerima penghargaan Allison Sudradjat Scholarships yang diberikan oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) sebagai ilmuwan berprestasi di kawasan Asia dan Pasifik.

Dalam rekaman yang dipertunjukkan, Rini menjelaskan peran penting yang dilakukan oleh sekolah terdahulunya Menzies bagi penelitiannya di Papua mengenai malaria.

"Tidak saja Menzies memastikan bahwa penelitian kami memenuhi standar penelitian namun Menzies juga memberikan lingkungan penelitian yang bagus." kata Rini, dan menambahkan kerjasama seperti ini akan meningkatkan hubungan kedua negara.

Penny Robertson (Foto: indonesiaexpat.biz)
Penny Robertson (Foto: indonesiaexpat.biz)

Selain Rini Poespoprodjo di bidang kemanusiaan, pemenang di bidang bisnis adalah Penny Robertson.

Penny Robertson membangun Australian International School – Indonesia (AIS) di tahun 1996 dengan fokus sekolah yang menerima anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus namun masuk ke sekolah biasa. AIS masih menjadi satu-satunya sekolah internasional di Indonesia yang menerima murid berkebutuhan khusus.

Menjelaskan pidato yang diberikannya dalam malam penghargaan tersebut, Robertson mengatakan kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia L. Sastra Wijaya, bahwa dia bangga bisa menjadi contoh bagaimana warga Australia menjalankan bisnis di Indonesia.

"Namun penghargaan ini bukan untuk saya saja. Ada banyak orang lain yang membantu ." katanya.

"Pertama adalah enam guru yang setuju untuk bekerja tanpa adanya jaminan akan digaji selama enam bulan, 20 tahun lalu. Dan juga banyak guru lainnya yang sudah mendedikasikan waktu luiang mereka bagi para siswa selama 20 tahun terakhir." kata Penny.

"Kedua, adalah pejabat Departemen Pendidikan di Indonesia yang membantu kami mendapatkan perijinan, dan setuju dengan pendapat kami mengenai manfaat semua siswa Indonesia dan Australia untuk belajar bersama. Dan juga pejabat yang setuju bahwa murid berkebutuhan khusus tidak harus dipisahkan dari murid lainnya." lanjut Penny.

"Dan juga untuk putri saya Shona yang terus memberikan inspirasi bagi saya selama 35 tahun terakhir."

Emma Larrsen sudah lama menetap di Bali. (Foto: AIA)
Emma Larrsen sudah lama menetap di Bali. (Foto: AIA)

Pemenang ketiga yang diumumkan hari Sabtu lalu adalah di bidang komunitas yaitu Emma Larrssen, seorang warga Australia asal New South Wales yang sekarang tinggal di Bali.

Emma Larssen sudah terlibat dalam kegiatan surfing di Australia selama 15 tahun sebelum pindah ke Bali sebagai Duta Muda Australia Bagi Pembangunan untuk bekerja sama dengan Asosiasi Penjaga Pantai Indonesia (Indonesia Surf Life Saving Association).

Emma yang berasal dari Sydney sekarang menjadi pelatih utama dan sudah melatih lebih dari seribu orang penjaga pantai, staf, pekerja taman hiburan air, dan juga tim SAR di Indonesia.

Di tahun 2014, Emma menjadi finalis Penghargaan Bali Women’s Role Model di bidang kemanusiaan.

Pemenang penghargaan AIA ini dipilih dari tiga finalis dari masing-masing kategori dengan perayaan dihadiri oleh John George Ajaka, Menteri Urusan Multikultural New South Wales.

Penny Robertso membangun Australian International School – Indonesia (AIS) di tahun 1996 dengan fokus sekolah yang menerima anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus namun masuk ke sekolah biasa. AIS masih menjadi satu-satunya sekolah internasional di Indonesia yang menerima murid berkebutuhan khusus. – See more at: http://australiaplus.com/indonesian/2016-03-03/ilmuwan-forensik-meiya-sutisno-finalis-penghargaan-aia-di-australia/1554130#sthash.A0CtU8M6.dpuf
Penny Robertso membangun Australian International School – Indonesia (AIS) di tahun 1996 dengan fokus sekolah yang menerima anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus namun masuk ke sekolah biasa. AIS masih menjadi satu-satunya sekolah internasional di Indonesia yang menerima murid berkebutuhan khusus. – See more at: http://australiaplus.com/indonesian/2016-03-03/ilmuwan-forensik-meiya-sutisno-finalis-penghargaan-aia-di-australia/1554130#sthash.A0CtU8M6.dpuf