ABC

Ilmuwan Australia Uji Coba Sensor Digital Untuk Pantau Lansia di Rumah

Meski terkadang ditolak oleh generasi tua, tetapi teknologi baru, kini, digunakan untuk memberikan para orang tua atau warga senior kemampuan untuk tinggal di rumah mereka sendiri ketimbang harus tinggal di rumah perawatan.

Dalam sebuah proyek bersama antara Universitas Deakin, Samsung Australia dan Kota Geelong, perangkat pemantauan baru  untuk melacak perilaku lansia dan memperingatkan penyedia perawatan kesehatan jika terdapat kejadian abnormal, tengah diujicobakan.

Kepala teknologi Samsung Australia, Ian Aitken, mengatakan, sistem, yang dikenal sebagai Holly, ini memiliki potensi untuk memungkinkan orang tua untuk tinggal di rumah mereka lebih lama.

"Ini adalah apa yang ingin mereka lakukan. Anggota keluarga ingin mereka melakukannya, Pemerintah ingin mereka melakukannya sehingga ada gravitasi luar biasa dengan memberikan ini," jelasnya.

Perbedaan utama antara sistem ini dan metode pemantauan rumahan lainnya adalah bahwa Holly menggunakan algoritma untuk mempelajari kebiasaan orang tua di rumah mereka sendiri.

Sensor getaran, gerakan, suhu dan kelembaban yang tersembunyi yang ditempatkan di sekitar rumah bisa mendeteksi di mana mereka berada, kapan mereka keluar dari tempat tidur dan berapa lama mereka berada di kamar mandi.

Setelah komputer mengenali perilaku ini, maka mereka kemudian bisa melacak penyimpangan.

"Holly memiliki kecerdasan untuk mempelajari pola seseorang di rumah dan itu hanya terjadi ketika Anda mempelajari polanya, yang bisa membuat Anda belajar ketika sesuatu yang berpotensi anomali terjadi, seperti jatuh atau ketika seseorang membiarkan kompor menyala terlalu lama," jelas Ian.

"Ketika kami mendeteksi sebuah anomali, Holly bekerja," imbuhnya.

Holly menyediakan ketenangan

Dikembangkan oleh para peneliti Universitas Deakin, yakni Profesor Kon Mouzakis dan Rajesh Vasa, perangkat pemantauan ini juga bisa mengeluarkan pengingat tentang jadwal obat sehari-hari para orang tua, mengirimkan peringatan hidrasi, dan menganalisis rutinitas seseorang untuk membantu para pengasuh.

Profesor Kon mengatakan, ia ingin membangun sebuah sistem yang bisa membantu ibunya yang sudah tua, yang bertekad untuk tinggal di rumahnya sendiri.

"Anggota keluarga lainnya, seperti saya sendiri, yang selalu ingin tahu apa yang ibu saya sedang lakukan –apakah ia terjatuh, apakah ia baik-baik saja," ungkapnya.

Data yang dikumpulkan dari sensor disimpan secara lokal dan hanya mengontak penyedia layanan kesehatan ketika anomaly terjadi.

Peserta uji coba, Alison McArthur, telah tinggal sendirian selama tiga tahun terakhir dan mengatakan, teknologi itu memberi keluarganya ketenangan pikiran.

"Saya menggunakan tongkat dan saya memiliki masalah punggung yang cukup parah sehingga mereka tahu bahwa saya dirawat -secara digital," tuturnya.

Uji coba akan digelar tahun ini dan para pendukung sensor ini berharap untuk meluncurkan teknologi ini secara internasional dalam 18 bulan ke depan.