Ilmuwan Australia Temukan Ratusan Fosil Jejak Binatang Purba di Pulau Kanguru
Ilmuwan Australia berhasil menemukan fosil jejak kaki langka dari harimau Tasmania dan Tasmania Devils, begitu juga fosil jejak kaki dari burung megafauna raksasa dan burung yang tidak dapat terbang di Pulau Kanguru di sebelah selatan Adelaide.
Situs yang berada di negara bagian Australia Selatan ini terletak di sebuah pantai yang terisolasi di Dudley Peninsula, Pulau Kanguru, dan ditemukan selama upaya mensurvey garis pantai Australia sepanjang 6.500 kilometer dari Australia Barat melalui Australia Selatan dan Victoria.
Dr Aaron Camens, dari Flinders University, mengatakan bahwa temuan lebih dari 300 fosil jejak kaki itu menunjukkan reputasi pulau tersebut atas beragamnya satwa liar yang pernah hidup dikawasan itu pada rentang masa hingga 200.000 tahun yang lalu.
“Kami menemukan fosil seperti diprotodon, yang merupakan herbivora marsupial terbesar Australia yang beratnya sekitar dua ton, tapi juga beberapa hewan baru yang sudah punah di daerah tersebut seperti thylacines [harimau Tasmania atau] dan bahkan Tasmanian Devil,” katanya.
Temuan ini melengkapi jejak fosil yang pernah ditemukan di suatu lokasi di Australia Barat yang dikenal dengan sebutan pantai dinosaurus.
Dr Camens mengatakan ada banyak yang dapat dipelajari oleh para peneliti dari jejak fosil dan jalur lintasan tersebut, berbeda dengan bukti yang dikumpulkan dari fosil purba seperti yang ditemukan di Flinders Rangers di pedalaman Australia Selatan (SA).
“Kami berhasil menemukan fosil-fosil kerangka – tulang dari hewan yang punah ini – di sebagian besar wilayah Australia, namun fosil jejak kaki seperti ini belum benar-benar dipelajari secara rinci,” katanya.
“Jejak kaki itu sangat mungkin berhasil dilestarikan, sementara tulangnya tidak terlestarikan, sehingga hal ini memberi informasi tambahan mengenai distribusi hewan-hewan ini.
“Fosil jejak kaki ini juga dapat menunjukkan kepada kita unsur-unsur perilaku hewan tersebut- bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dan lingkungan apa yang telah mereka lalui.”
Situs Pulau Kanguru memiliki bukti kehidupan reptil, burung, mamalia dan invertebrata, yang berpotensi hidup antara 20.000 dan 200.000 tahun yang lalu, termasuk saat daerah tersebut terpisah dari daratan.
Harimau Tasmania ‘sudah pasti punah’
Dr Camens mengatakan bahwa tidak ada kemungkinan harimau Tasmania atau Thylacines masih berkeliaran di daratan tersebut atau di Pulau Kanguru.
“Jika kita memiliki thylacines yang masih hidup di Australia Selatan, kita membutuhkan populasi yang layak dan tidak hanya satu individu hewan itu saja,” katanya.
“Untuk puluhan ribu klaim penampakan yang muncul di seluruh Australia, kami tidak memiliki satupun bukti nyata mengenai keberadaan hewan ini dimanapun di daratan Australia.”
Warga Pulau Kanguru berhasil membuat kawasan itu mendapat perhatian dari Dr Camens dan timnya, termasuk Stephen Carey , ahli geologi dari Federation University, dan Lee Arnold dari University of Adelaide.
Dr Camens mengatakan penemuan fosil jejak kaki di Pulau Kanguru ini adalah sebuah fenomena “puncak gunung es” dan dalam waktu dekat akan ada banyak hal yang akan dapat terungkap mengenai situs-situs lainnya di Australia Selatan.
Diterjemahkan 24//7/2017 oleh Iffah Nur Arifah dan simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.