ABC

Ilmu Pengetahuan Australia di Ujung Tanduk

Profesor Suzanne Cory, mantan Presiden Akademi Sains Australia yang tampil sebagai pembicara dalam Kuliah Umum Boyer tahun ini mengatakan Australia perlu menambah investasinya di sektor ilmu pengetahuan dan pendidikan sekarang atau berpotensi mengalami kemunduran di masa depan.

Profesor Cory mengatakan pertumbuhan penduduk yang cepat, perlambatan di sektor sumber daya alam serta pemutusan kerja terhadap 87,000 posisi di sektor manufaktur tradisional dalam 5 tahun mendatang akan menciptakan pukulan telak yang dapat menantang keberlanjutan kemakmuran ekonomi Australia.

Untuk merespon tantangan itu Profesor Cory menilai Australia mau harus menggantungkan diri pada investasi dibidang inovasi dan pendidikan.

‘Meskipun Australia akan terus menangguk untung dari sumber daya alam kita seperti pertambangan, pertanian dan pariwisata, tapi kita harus memberi nilai tambah bagi produk kita sebelum mengirimnya ke luar negeri,” katanya.

Selain itu Cory juga mengatakan, Australia perlu mengembangkan teknologi maju buatan Australia sendiri. Saat ini hanya 2 persen dari teknologi baru yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Australia yang diproduksi dan diciptakan di Australia.

‘Kita harus mulai bergerak dari manufaktur tradisional ke manufaktur tingkat lanjut.  Kita harus  beralih dari hanya mengirimkan barang baku dan produk yang sudah diproses menjadi ke rancangan produk, produksi dan pemasaran. Kita memiliki kemampuan untuk melakukan itu ditambah lagi Australia banyak memiliki peneliti,” papar Cory.

Profesor Cory menilai sejauh ini ada banyak contoh keberhasilan Australia dalam mengembangkan hasil riset menjadi produk yang menghasilkan devisa. Salah satu yang cukup maju adalah teknologi kedokteran, dimana saat ini setiap tahun nilai ekspor produk kedokteran buatan Australia mencapai $33 miliar.

Diantaranya adalah telinga bionic Cochlear,  yang dikembangkan  dari riset yang dipimpin oleh Profesor Graeme Clark; Gardasil, vaksin yang mencegah kanker serviks yang diciptakan oleh Profesor Ian Frazer dan CSL; serta ResMed alat bantu gangguan tidur disertai kesulitan bernafas (sleep apnoea).

Disisi lain, nilai investasi pemerintah dibidang sains, riset dan inovasi justru mengalami penurunan. Pada tahun 2011-2012, pemerintah Australia hanya menginvestasikan $9.1 miliar, namun pada akhir tahun keuangan lalu nilai ini kembali menyusut 5% menjadi hanya $8.6 miliar.

Di bidang pendidikan Cory juga melihat harus ada dukungan untuk memperkuat kemampuan pelajar di mata pelajaran sains dan matematika di sekolah yang juga amat penting untuk kemakmuran ekonomi Australia di masa depan.

‘Sayangnya, kemampuan pendidikan sains dan matematika di Australia terus menurun, sementara sebaliknya saingan kita di Asia terus memimpin,” katanya.

“Data tahun 2012 menunjukan kemampuan mata pelajaran sains remaja di Australia lebih buruk dibandingkan rekan seusianya di China, Singapore, Jepang, Finlandia, Estonia dan Korea. Perbedaan antara pelajar Australia dan di Shanghai jumlahnya hampir mencapai dua tahun masa belajar,”

‘Dibidang matematika, angkanya jauh lebih buruk lagi. Ada 16 negara lain di dunia yang nilai matematika siswanya jauh lebih tinggi dibandingkan Australia. Dan sekali lagi, Shanghai menduduki peringkat tertinggi dan dalam kasus ini perbedaannya mencapai 3 tahun masa belajar,”

Kuliah Boyer merupakan forum diskusi elit mengenai berbagai hal di masyarakat yang menampilkan sejumlah tokoh publik sebagai pembicara yang dipilih oleh dewan ABC.