ABC

Ikuti Jejak Tantangan Ember ES, Organisasi Amal Gelar Tantangan Seharian Berkursi Roda

Belajar dari sukses global yang diraih tantangan menyiram tubuh dengan ember berisi air es – The Ice Bucket Challenge – dalam menggalang kepedulian masyarakat mengenai Penyakit Syaraf Motorik (MND).  Sebuah lembaga amal di Australia Barat berusaha menggelar kegiatan kampanye serupa untuk mendorong kepedulian orang terhadap pengguna kursi roda.

Seorang CEO perusahaan mesin, Jose Granado,  telah sepakat akan menggunakan kursi roda selama 24 jam untuk menggalang kepedulian dan dana bagi Asosiasi Olahraga Kursi Roda di Australia Barat.

"Saya punya cukup banyak teman yang memiliki anak disabilitas dank arena itu saya sangat peduli dengan upaya-upaya mendorong kepedulian terhadap anak-anak disabilitas dan kesulitan-kesulitan yang kerap mereka hadapi,” ujar Granado.

"Sebagian orang ada peduli dengan mereka, tapi sebagian lagi tidak,”

Organisasi Olahraga Kursi Roda Australia Barat telah lama membantu para pengguna kursi roda memiliki akses untuk berolahraga dan kegiatan lainnya selama lebih dari 50 tahun.

Namun menurut CEO organisasi tersebut sumber pendanaan tradisional mereka semakin berkurang.

“Selama lebih dari satu dekade usaha kami dalam menggalang dana telah berkurang setengah dan hasilnya juga konsisten seperti itu,”

Dengan banyaknya organisasi amal yang bersaing mendapatkan pendanaan, diakui saat ini organisasinya semakin sulit untuk bertahan.

Sehingga mereka mendapat gagasan untuk menggalang dana lewat tantangan menggunakan kursi roda dalam rangka menggapai pendana dari kalangan perusahaan.

12 orang tokoh terkenal di Australia Barat telah bersedia membayar masing-masing $5,000 atau sekitar Rp55 juta untuk menghabiskan waktu selama 24 jam di kursi roda.

Mereka juga diminta mengajak teman, anggota keluarga dan rekan kerjanya untuk menyumbangkan uang lewat tantangan ini.

"Kami mentargetkan dapat mengumpulkan dana sekitar $100,000 dan sekarang kami sudah mendapat $80,000 , jadi kami cukup senang dengan hasil dari tantangan kursi roda ini,” kata Young.

Sulitnya hidup pengguna kursi roda

Tantangan ini telah menyadarkan Granado tentang betapa sulitnya hidup dengan menggunakan kursi roda.

Granado mengaku dirinya sempat sepele dengan kesulitan itu ketika menerima tantangan ini.

"Saya kira secara fisik tantangan ini tidak sulit, ternyata dalam satu atau dua jam pertama saja menjalani tantangan ini, tangan saya sudah lelah,” ujarnya.

"Kita kerap berusaha untuk mengayuh kursi roda ini secepat mungkin sama seperti kita biasa beraktifitas, tapi ternyata butuh waktu lama untuk sekedar mendatangi meja rekan kerja atau pergi ke toilet dan lift,” paparnya.

Terlebih lagi ketika dirinya hendak pergi keluar membeli kopi atau menggunakan sarana transportasi publik untuk menghadiri pertemuan, diakuinya lebih sulit lagi dengan menggunakan kursi roda.

Granado dan beberapa stafnya berhasil menyumbang ribuan dolar lewat tantangan ini dan ia juga berhasil dia berhasil meraih apresiasi dari peserta tantangan pengguna kursi roda lainnya.

"Sebagai insinyur, orang yang merancang berbagai fasilitas, saya kira saya akan lebih peduli dengan  pentingnya merancang fasilitas yang ramah disabilitas,” katanya.

"Saya dan keluarga saya akan lebih peduli dan toleran terhadap apa yang dihadapi orang disabilitas,”

Sementara itu menurut Andrew Liddawi seorang disabilitas yang sudah menggunakan kursi roda sejak 6 tahun lalu, berharap tantangan ini bisa mengubah perilaku orang terhadap pengguna kursi roda dan menarik perhatian orang terhadap olahraga basket di kursi roda.