ABC

Ikan Paus Minke Punya Kebiasaan Makan yang Unik

Upaya penelitian ilmiah yang dipimpin Australia telah mencatat perilaku makan ikan paus Minke Antartika untuk pertama kalinya.

Para ilmuwan di sebuah kolaborasi bersama Australia-Amerika Serikat menggunakan tag (tanda-tanda pengenal) yang dirancang khusus untuk memantau pergerakan dua ikan paus Minke, menelusuri lokasi, kedalaman dan kecepatan mereka.

Untuk menancapkan tag-tag itu, para petugas harus mendekati ikan-ikan paus tersebut dalam perahu karet, dan menempatkan tag tersebut pada punggung ikan paus dengan menggunakan alat ekstensi.

Kepala saintis dari Australian Antarctic Division, Dr Nick Gales, mengatakn bahwa hasilnya sungguh mengejutkan.

Ikan paus itu menerjang hingga 100 kali per jam untuk memakan krill yang hidup di bawah lautan es.

"Kami telah sering bertanya-tanya bagaimana krill dapat tinggal di antara lautan es," kata Dr Gales.

"Krill bersembunyi disana, dan ikan-ikan paus itu melakukan beberapa terjangan kecil, menelan hanya sejumlah relatif kecil krill, yang sama sekali berbeda dengan cara ikan paus besar makan."

Dr Gale mengatakan penelitian itu memberikan wawasan pertama ke bagaimana ikan paus Minke Antartika, hewan terkecil dari ikan paus SSamudera Selatan, makan di habitat lautan es.

Dikatakannya bahwa ketika observasi dibatasi hanya pada permukaan saja, Anda tidak bisa memastikan perilaku ikan paus bawah air.

untuk memasang tag-tag itu, terbukti merupakan bagian paling sulit dari operasi itu, karena ikan paus Minke cukup gesit, bergerak mendahului perahu, lebih seperti lumba-lumba dari pada ikan paus yang lebih besar.

Setiap tag tinggal di tubuh ikan paus selama sekitar 18 jam. Setelah jatuh dan mengambang di permukaan, maka tag itu dikumpulkan oleh petugas, dan datanya dianalisis.

"Tag itu mencatat setiap gerakan tunggal yang dilakukan hewan itu, seperti akselerasi, gerak, arah tujuannya," kata Dr Gales.

Data dari tag itu memungkinkan para ilmuwan merekonstruksi gerakan ikan paus itu secara penuh.

Studi ini merupakan bagian dari Kemitraan Penelitian Samudera Selatan pimpinan Australia, yang difokuskan pada penelitian non-mematikan, dan didukung oleh Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional.

"Sudah jelas dari wawasan tersebut bahwa kami telah mendapat keterangan prihal perilaku ikan paus melalui tugas ini dan sudah jelas kita tidak perlu membunuh ikan paus untuk mempelajarinya," kata Dr Gales.