ABC

IBM Australia Pecat Ratusan Pekerja

ABC mendapat informasi bahwa perusahaan teknologi IBM tengah mem-PHK sejumlah besar pekerja di Australia. Ratusan telah diberhentikan dan sebanyak 1.000 lagi tengah bersiap-siap menghadapi nasib yang sama.

IBM saat ini memiliki lebih dari 400 ribu karyawan di berbagai negara. Perusahaan ini tidak diharuskan merilis jumlah pekerja Australia, karena tidak terdaftar di Bursa Efek negara ini: ASX.

Andrew Stevens, Managing Director IBM Australia, menolak berkomentar mengenai PHK ini saat ditanya oleh ABC dalam sebuah acara bisnis di Sydney minggu lalu.

Namun, ada pernyataan oleh salah seorang juru bicara perusahaan ini. “Industri teknologi selalu mengalami perubahan,” bunyi pernyataan ini, “Mengingat betapa kompetitifnya industry kami, kami tidak mendiskusikan rincian rencana menyangkut perihal staf secara publik.”

Analis Intelligent Business Research Services (IBRS), Alan Hansell, mengatakan bahwa “standar professional” perusahaan ini menurun selama beberapa tahun terakhir.

Menurutnya, IBM tidak lagi memenangkan kontrak-kontrak layanan besar seperti dahulu, dan akibatnya, perusahaan ini pun memecat sejumlah besar karyawan. "Fokusnya berganti, yang tadinya manusia, menjadi keuntungan,” jelas Hansell, yang pernah bekerja di IBM selama tiga puluh

Sejumlah mantan karyawan IBM mengkritik cara kerja perusahaan ini. Salah satu dari mereka menceritakan bahwa para karyawannya sering mengalami depresi.

Alliance@IBM,  Aliansi pemberi layanan online di Amerika Serikat, mendorong para karyawan tersebut menceritakan pengalaman mereka. Lee Conrad, coordinator aliansi ini, mengkritik sikap IBM yang menolak memberi tahu jumlah pekerja yang di-PHK.

Dilaporkan bahwa program PHK IBM adalah Project Mercury. Program ini memindahkan layanan-layanan Australia ke Singapura, Malaysia dan Irlandia.

Salah seorang manajer senior, yang kemungkinan akan dipecat tahun ini, mengatakan bahwa IBM Australia telah menghapus kebanyakan dari posisi di bidang akuntansi, keuangan dan pembelian.

Ada juga yang mengatakan bahwa pekerja asing yang menggunakan visa golongan 457 (pekerja terampil) digunakan untuk memperkecil biaya di Industri teknologi informasi.

Hal ini terlihat dari adanya korelasi dari peningkatan jumlah pekerja bidang teknologi informasi di bawah visa 457 dengan pertumbuhan gaji yang makin menurun.

Jumlah visa golongan 457 yang diberikan pada pekerja bidang teknologi informasi meningkat sebesar 68 persen antara 2008 hingga 2012, namun tingkat gaji rata-rata di bidang teknologi informasi menurun sebanyak 4.400 dollar (48 juta rupiah) dalam periode yang sama.

IBM mengatakan perusahaan ini mematuhi sepenuhnya hukum visa kerja Australia.