ABC

Hubungan Dagang Indonesia-Australia Diyakini Membaik

Diplomat Senior Indonesia di Wilayah Utara Australia mengatakan, hubungan antara Australia dan Indonesia telah membaik pasca ketidakharmonisan yang disebabkan oleh pelarangan ekspor ternak hidup di tahun 2011.

Sapi Brahman yang siap dikirim ke Indonesia di Cedar Park, selatan kota Darwin.
Konsul Ade Padmo Sarwono akan meninggalkan posisinya di wilayah tersebut dan menduduki pos baru di negara bagian Australia Barat.

Ia menuturkan, masa tugasnya di Darwin diwarnai dengan pelarangan ekspor sapi hidup dan telah memperingatkan Jakarta mengenai konsekuensi yang muncul.

“Cukup menantang untuk membangun pengertian di Australia dan Indonesia mengenai apa yang terjadi pada 2011. Untuk memulai dan membangun kembali kepercayaan diri di antara kedua belah pihak tidaklah mudah karena selalu ada kepentingan yang ingin menghentikan ekspor sapi hidup. Kami membutuhkan Australia untuk menyuplai daging ke Indonesia, namun saat ini kami berharap agar Australia juga dapat berinvestasi di industri peternakan sapi Indonesia, sehingga tercipta keuntungan yang saling bermanfaat bagi keduanya,”jelas Konsul Ade.

Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak menentukan kebijakan ekspor ternak hidup Indonesia, tapi sudah merekomendasikan Jakarta untuk merespon masalah di Australia.

“Saya menginformasikan Jakarta mengenai dampaknya dan perasaan serta pendapat masyarakat di sini. Informasi yang seperti itu bisa saya sampaikan ke Jakarta, Jakarta akan menganalisa tapi untuk berbicara lebih dari itu, bukan kapasitas saya,” ujarnya.

Konsul Ade juga menuturkan, pelarangan ekspor sapi hidup adalah peringatan bagi Indonesia untuk bisa swasembada di dalam produksi daging sapi. Selain itu, konflik ekspor yang bisa terjadi di masa mendatang seharusnya diselesaikan melalui kerjasama industri, ketimbang melalui pemerintah.

“Saya percaya itu semeestinya dimulai dari pelaku industri, dari mereka yang terlibat di industri, bukan pemerintah. Yakni antara peternak dan tempat pembiakan sapi di Indonesia dan di Australia,” terangnya.

Ia yakin, potret industri di kedua negara membutuhkan pola komunikasi yang terbuka sehingga “Tak kan ada lagi kesalahpahaman atau miskalkulasi dan lain-lainnya.”

Konsul juga mengutarakan harapannya untuk dapat melanjutkan pembahasan isu ekspor ternak hidup tersebut pada penugasannya yang baru di Australia Barat.