ABC

Hollywood Targetkan Warga Australia Yang Unduh Film Secara Ilegal

Pengguna internet di Australia yang mengunduh film-film secara ilegal dari situs-situs torrent kini terancam. Mereka bisa mendapatkan tuntutan hingga ribuan dolar jika perusahaan film Hollywood diperbolehkan untuk melakukannya, yang kini sedang diajukan ke pengadilan federal.

Film Dallas Buyers Club pernah mencetak sebagai film hit di tahun 2013.

Kini perusahaan yang memproduksi dan memiliki hak untuk film tersebut mencoba memaksa agar perusahaan-perusahaan penyedia internet di Australia untuk memberikan detail soal pelanggan mereka, jika ketahuan mengunduhnya secara ilegal.

Mereka telah mencoba jalur legal melalui Pengadilan Federal. Kini perusahaan film tersebut pun sedang mengarah pada salah satu penyedia layanan internet terbesar di Australia, yakni iinet.

"Dallas Buyers Club menginginkan nama-nama dan kontak detail dari pelanggan kami, mereka percaya jika pelanggan-pelanggan tersebut telah menyebarkan film dengan ilegal," ujar juru bicara iiNet, Anthony Fisk.

Matthew McConaughey dan Jared Leto dalam film Dallas Buyers Club (2013). Foto: Focus Features, Anne Marie Fox, IMDB.

iiNet sebelumnya pernah juga terkena kasus serupa di tahun 2012, saat perusahaan media asal Amerika Serikat dan Australia mencoba memblokir para pelanggan untuk mengunduh konten bajakan dari situs-situs tertentu.

Sementara itu, Yayasan Kepedulian IP, yang didirikan oleh industri konten film dan televisi dan distribusi, menemukan bahwa 29 persen pemuda dan remaja mengunduh konten bajakan secara berkala.

Dalam sebuah studi yang dilakukan di tahun 2011, kerugiaan atas pembajakan ini telah merugikan industri film dan televisi hingga 13 triliun rupiah.

Tetapi Jon Lawrence dari kelompok advokasi pengguna internet di Australia mengatakan pembajakan bisa dikurangi jika perusahaan film dan televisi menyediakan konten-konten mereka lebih mudah.

"Kita telah mendapat bukti jelas dari Amerika Serikat bahwa sejumlah penyedia layanan, seperti Netfilx, dengan konten dan harga yang murah, telah meningkat. Kalau harganya lebih murah dan terjangkau, pasti pembajakan pun akan berkurang jumlahnya," ujar Lawrence.