ABC

Hati-hati Mengkonsumsi Ekstrak Herbal, Berpotensi Picu Keracunan Hati

Seorang warga Australia Barat divonis hatinya tidak berfungsi lagi setelah mengkonsumsi produk penurun berat badan yang tersedia luas dalam bentuk bubuk protein dan suplemen.

Matthew Whitby diperkirakan hanya akan mampu bertahan hidup dua minggu lagi dan  perlu segera melakukan  transplantasi hati  setelah mengkonsumsi bubuk protein mengandung ekstrak teh hijau dan suplemen dengan garnisia Kamboja – buah tropis yang digunakan dalam suplemen penurun berat badan.
 
Ekstrak teh hijau adalah konsentrat dari teh populer dan sering digunakan sebagai cara menurunkan berat badan dan efek anti oksidannya.
 
Tapi pada beberapa orang yang rentan, menurut dokter bahan semacam itu dapat menyebabkan kegagalan pada fungsi hati bahkan dalam dosis sedang sekalipun dan telah dilaporkan terkait dengan puluhan kasus kegagalan hati di seluruh dunia.
 
Ada juga kasus kerusakan hati terkait garnisia Kamboja.
 
Whitby dalam keadaan kritis setelah mengkonsumsi bubuk protein dan suplemen mengandung ekstrak teh hijau dan manggis Kamboja sehingga dia harus menerima donor hati yang mengandung Hepatitis B.
 
Ayah muda ini perlu menjalani serangkaian pengobatan selama hidupnya dan membagi kisahnya sebagai peringatan bagi orang lain.
 
"Saya tidak menyangka sesuatu yang Anda beli lewat internet atau di toko obat dapat membuat kerusakan seperti yang terjadi pada diri saya,” katanya.
 
"Mereka tidak mengatakan apapun kalau produk itu dapat menyebabkan kerusakan hati,”
 
Para pembayar pajak juga akan dibebani anggaran yang diperkirakan sebesar $150.000 untuk membantu biaya transplantasi hati Whitby, meski demikian produk sejenis buatan Australia yang mengandung ekstrak teh hijau tidak pernah dikeluarkan peringatan mengenai resiko dampak produk tersebut.
 
Dan karena teh hijau pada dasarnya adalah makanan, maka kerap tidak masuk dalam bahan pengawasan obat-obatan.  
 
Produk yang diklaim mengandung efek pengobatan, seperti suplemen garnicia kamboja diatur oleh Otoritas Produk Obat-obatan Australia (TGA).  Tapi didalam produk seperti bubuk protein, biasanya diatur melalui Badan Standarisasi Pangan Australia dan Selandia Baru dengan penekanan dari Otoritas Kesehatan Nasional.
 
TGA mengatakan pihaknya tengah menyelidiki kasus ini sebagai bagian dari kajian yang lebih luas dan hasilnya akan dipublikasikan jika memang ditemukan bukti ada masalah keamanan sebagai bahan peringatan tindakan lebih lanjut. 
 
Menurut TGA  salah satu produk yang dikonsumsi Whitby adalah bubuk protein yang disebut HydroxyBurn Elite yang diproduksi oleh BSc. Tidak ada yang ilegal mengenai produk yang mengandung ekstrak teh hijau dan itu adalah bahan yang disetujui untuk dijual di Australia.
 
Para ahli berpikir kegagalan hati terkait dengan ekstrak teh hijau dapat terjadi karena katekin, unsur serupa yang membuatnya berpotensi menguntungkan, khususnya sub-kelompok catechin yang disebut EGCG.
 
Dokter yang merawat Whitby mengatakan ekstrak teh hijau memang tampaknya menjadi penyebab atas  kegagalan hatinya, tapi menurutnya ada banyak bahan lain dalam suplemen dan bubuk tersebut, sehingga sulit untuk menerbitkan peringatan tertentu.
 
Pakar mengatakan teh hijau aman diminum dalam jumlah yang menengah, produk yang beresiko tampaknya berasal dari bentuk ekstraknya. 
 
Sementara itu pakar transplantasi hati, Professor Gary Jeffrey di Pusat transplantasi Hati Australia Barat mengatakan belakangan ini mereka menjumpai banyak kasus kerusakan hati yang disebabkan oleh obat-obatan herbal dan juga ekstrak herbal.
 
Menurutnya warga perlu memperhatikan manfaat dan juga resiko mengkonsumsi produk suplemen semacam ini dengan cermat.
 
"orang yang memiliki fungsi hari normal dalam mengalami kerusakan hati karena keracunan ekstrak herbal,”
"Ada banyak sejumlah negara di dunia yang telah menghapuskan peredaran produk penurun berat badan semacam ini dari pasar karena meningkatnya kasus kerusakan hati,”
 
Dalam sebuah pernyataan perusahaan mengatakan tidak menyadari kasus ini dan TGA tidak diberitahu mereka dari efek samping.
 
Kasus ini telah didokumentasikan di the Medical Journal of Australia.