ABC

Haruskah Murid Perempuan Mengenakan Rok ke Sekolah?

Saat ini banyak murid perempuan sekolah di Australia harus mengenakan rok ke sekolah karena adanya peraturan yang melarang mereka menggunakan celana pendek atau celana panjang, seperti murid laki-laki.

Namun gerakan nasional bagi kesetaraan gender dalam hal seragam sekolah mendapat dukunga besar setelah pemerintah negara Australia Barat memutuskan bahwa sekolah harus memberikan kebebasan bagi murid perempuan untuk mengenakan rok atau celana ke sekolah.

Walau kebanyakan sekolah negeri sudah menerapkan aturan tersebut, namun masih ada ratusan sekolah lainnya di Australia yang bersikukuh murid perempuan harus mengenakan rok.

Penelitian yang dilakukan mengenai kegiatan murid perempuan dan seragam sekolah menunjukkan murid yang mengenakan rok melakukan kegiatan fisik lebih sedikit dibandingkan yang mengenakan celana.

Menurut penelitian yang dilakukan University of Wollongong di tahun 2012 menyebutkan bahwa murid perempuan tidak mau bermain bola basket selama jam istirahat karena takut dan malu kalau rok mereka tertiup angin.

"Berkali-kali kita dengar, murid perempuan mengatakan seragam sekolah mengekang mereka. Mereka mengatakan ‘ketika saya harus mengenakan rok atau seragam gaun, saya tidak banyak melakukan kegiatan fisik," kata Dr Amanda Mergler, yang mengelola kelompok bernama Girls Uniform Agenda.

Akademisi senior University of Melbourne Lauren Rosewarne mengatakan ini penting sekali karena adanya agenda nasional bagi anak perempuan untuk melakukan kegiatan fisik lebih aktif.

“Bila kita mendorong murid perempuan untuk lebih aktif melakukan kegiatan fisik, kita harus membuat cara agar mereka bisa melakukannya dengan enak.” kata Dr Rosewarne.

“Celana akan lebih enak untuk bergerak dibandingkan rok atau gaun.”

Baca juga: Murid Semuda 5 Tahun Sudah Dikeluarkan Dari Sekolah

Guru SD di Australia Kesulitan Hadapi Perilaku Seksual Murid

Sudah kuno

Four-year-old Sadie swings on play equipment at a Sydney playground
Sadie suka bermain bola dan lari, namun tidak ketika mengenakan rok

ABC News: Rebecca Armitage

Dr Mergler tergerak untuk mendirikan Girls Uniform Agenda, yang mengkampanyekan agar celana boleh juga dikenakan murid perempuan ke sekolah, setelah anak peerempuannya mengalami hal yang sama.

Mergler mendapat tentangan kuat dari sekolah untuk mengubah peraturan di sekolah putrinya Sophie (6 tahun) dimana Mergler menarik anaknya keluar.

“Murid perempuan tidak bisa berlari dengan enak, tidak bisa berayun di palang besi. Guru-guru menekankan murid untuk tidak terlalu bebas. Saya betul-betuil menginginkan putri saya mengenakan celana pendek.” kata Dr Mergler.

Putri Alison Boston, Sadie akan mulai bersekolah tahun depan, namun tidak satupun dari tiga sekolah negeri di dekat rumahnya di Sydney yang memberi kebebasan murid perempuan mengenakan celana pendek.

"Saya kira di tahun 2017 sudah kuno bahwa anak perempuan harus mengenakan rok setiap waktu. Tidak ada tempat lain di Australia dimana dia diharuskan mengenakn rok. Sekolah sudah tertinggal dibandingkan masyarakat modern sekarang dan harapan dunia modern terhadap perempuan," katanya.

Four-year-old Miriam Zulfacar plays with her instruments
Miriam Zulfacar (4 tahun) tidak suka mengenakan rok, dan lebih memilih celana pendek ke sekolah.

Supplied: Rozana Zulfacar

Di kawasan Sydney Timur, Roxana Zusfacar sedang mencoba menjelaskan kepada putrinya Miriam, yang mengenakan celana pendek setiap hari ketika di play school bahwa dia tidak boleh lagi mengenakan celana ketika dia masuk TK.

“Miriam senang sekali untuk mulai sekolah. Tetapi ketika dia bertanya ‘Mum, kok murid perempuan tidak boleh mengenakan celana ke sekolah?. Saya tidak bisa menjelaskan dengan gampang. Saya kira ini sanga tidak adil.” katanya.

Perubahan aturan seragam

Salah satu sekolah swasta khusus perempuan di ibukota Australia Canberra, Canberra Girls Grammar School (CGGS) akan mulai mengijinkan murid perempuan mengenakan rok, setelah mereka berkonsultasi dengan murid dan para orang tua beberapa bulan lalu.

“Banyak diantara mereka mengatakan hal itu akan baik sekali.” kata Kepala Sekolah CGGS Anne Coutts.

Coutts juga membantah bahwa mengenakan rok ke sekolah adalah persiapan baik bagi perempuan memasuki dunia kerja.

"Saya kira itu adalah pendapat yang konyol. Mengapa perempuan harus dibatasi mengenakan rok ketika sedang bekerja," katanya.

“Tampaknya bagi saya, perempuan diminta mengenakan pakaian untuk penampakkan, sementara pria untuk kegiatan praktis, dan saya tidak melihat perlunya perbedaan itu.”

Menteri Pendidikan Australia Barat Sue Ellery baru-baru meminta departemen pendidikan mengubah kebijakan seragam sekolah setelah mendapat himbauan dari seorang murid berusia 11 tahun, Sofia Myhre.

Sekarang sekolah Sofia sudah mengubah peraturan, namun Sofia menginginkan agar seluruh murid perempuan di Australia Barat boleh mengenakan rok ke sekolah.

Dengan adanya perubahan aturan di Australia, setiap sekolah masih boleh menerapkan aturan sendiri, namun mereka harus memberikan opsi bagi murid perempuan untuk mengenakan rok atau celana.

Namun di negara bagian Queensland, Victoria dan New South Wales, pemerintah mengatakan terserah kepada masing-masing sekolah untuk memutuskan.

"Komunitas sekolah lokal adalah tempat terbaik untuk menentukan aturan seragam sekolah," kata Departemen Pendidikan Queensland kepada ABC.

Departemen Pendidikan New South Wales mengatakan sekolah harus memiliki aturan seragam sekolah sesuai dengan harapan masyarakat setempat, meski celana tidak diharuskan oleh murid perempuan.

“Kebijakan saat ini adalah bahwa seragam sekolah harus memenuhi persyaratan aturan mengenai keselamatan di tempat kerja, dan keamanan, kesetaraan gender, dan tidak diskriminatif.” kata juru bicara Departemen pendidikan NSW.

Di negara bagian Victoria, pejabat mengatakan hampir semua sekolah menawarkan opsi murid mengenakan rok atau celana.

“Penting sekali kita semua mendorong semua siswa bergerak aktif, dan memilih pakaian dimana mereka bisa melakukan kegiatan olahraga dengan enak,” kata juru bicara Menteri Pendidikan Victoria, James Merlino.

Diterjemahkan pukul 13:25 AEST 8/9/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak artikelnya dalam bahasa Inggris di sini