ABC

Hari Pertama Sekolah Bagi Anak Kembar Tiga di Australia

Setiap orang tua tentu memiliki perasaan bahagia bercampur haru saat melihat bayi mereka dulu kini telah memakai seragam baru dengan tas ransel yang besar, untuk memulai petulangan baru mereka di sekolah. Tapi perasaan ini menjadi tiga kali lipat bagi Helen Dimotakis.

Delapan kotak sereal yang berbeda sudah tersedia di meja dapur, bersiap anak-anak berteriak meminta pesanannya untuk sarapan pagi.

Roti bakar dengan krim keju untuk John, roti dengan madu untuk Elly, dan roti dengan buah untuk Emmanuel.

Helen mencoba agar John segera makan, sementara Emmanuel bertanya mengapa surat dari gurunya belum juga datang.

Kakak perempuan dan laki-lakinya masing-masing mendapat surat setelah Hari Orientasi, disertai serbuk warna-warni untuk ditaruh di bawah bantal mereka, dan dipercaya bisa mengurangi rasa gelisah mereka di hari pertama sekolah. Tapi sepertinya milik Emmanuel masih dalam perjalanan pos.

Waktu terasa singkat

Pekan ini, orang tua di Australia bertanya-tanya mengapa bayi mereka tumbuh cepat.

Banyak dari mereka yang merasa seperti baru saja kemarin.

Hari pertama sekolah menjadi semacam harapan anak-anak berkembang dan mandiri.

Three water bottles and lunch bags sit on the kitchen counter
Makan siang dan air minum yang menjadi bekal sekolah.

ABC News: Margaret Burin

Bagi Helen dan suaminya Ross, ada rasa takjub dan sedikit lega.

Membesarkan anak kembar tiga adalah sebuah kerja keras.

“Saya punya [anak] favorit yang berbeda setiap hari,” ujar Helen sambil tertawa.

Ross and Helen with John, Elly and Emmanuel on their birthday.
Ross dan Helen bersama John, Elly dan Emmanuel saat merayakn ulang tahun.

Koleksi pribadi

Tapi ibu yang tinggal di Melbourne ini mengatakan anak laki-lakinya yang kini berusia lima tahun dan anak perempuannya juga adalah sebuah ‘keajaiban’.

Helen berusia 45 tahun saat hamil melalui IVF, sering disebut bayi tabung, setelah beberapa kali keguguran dan sudah lima tahun mencoba memiliki bayi.

Dari scan yang dilakukan saat kehamilannya berusia sembilan minggu menemukan ada tiga detak jantung.

“Saya hanya tertawa, tapi gugup,” katanya.

Dokter kandungan khawatir kehamilannya beresiko tinggi bagi ibu berusia seperti ini.

Kejutan awal

Kemudian di usia kehamilan 21 minggu, empat bulan sebelum anak-anaknya lahir, Helen mengalami kontraksi

Dengan segera, ia dirawat di rumah sakit dan diminta untuk tidak untuk keluar dari tempat tidur, bahkan untuk mandi.

Baby photo at 26 weeks
Helen menghabiskan waktu 48 jam sebelum berkumpul dengan bayinya.

Koleksi pribadi

Bayi kembar tiga lahir di usia kehampilan 26 minggu lewat operasi caesar.

Helen harus bersabar dua hari, sampai ia bisa melihat bayinya.

Ketika ia akhirnya bertemu bayinya, tiga-tiganya seukuran tangannya.

Beratnya hanya 789 gram, John berukuran paling kecil dan dikhawatirkan tidak bertahan hidup saat ini.

The triplets lie beside one another in hospital at three months of age
Saat kembar tiga masih bayi di rumah sakit.

Koleksi pribadi

Sementara Helen sembuh dari kondisi kesehatannya sendiri, bayi-bayinya tinggal 97 hari di rumah sakit untuk berjuang mempertahankan nyawa mereka.

Ia mengaku tahun pertamanya sebagai ibu bukanlah hal yang menyenangkan.

“Saya tidak ingat berapa usianya, semua tak jelas. Ada banyak hal yang terjadi,” katanya.

“Saya melihat kembali foto-foto dan berpikir mereka masih bayi dan saya benar-benar tidak bisa menikmatinya.

“Tak terpikir saya melewatinya hingga kini, dan sampai sekarang masih juga tak percaya.”

[Bayi di rumah sakit]

Dari bayi hingga jadi anak-anak

Minggu ini, di saat ribuan anak-anak Australia mulai masuk sekolah, kekhawatiran soal bersosialisasi, intimidasi atau bullying, biaya seragam yang mahal, hingga keseimbangan antara kerja dan kehidupan, menjadi tiga kali lipat bagi Helen.

Belum lagi rasa takut ada dua yang diundang ke pesta ulang tahun dan yang satu tidak diundang.

“Saya sedikit gugup. Sebelumnya lebih bersemangat, tapi sekarang sedikit cemas bagaimana mereka jadinya dan bisa merasa nyaman,” kata Helen.

Helen membutuhkan waktu untuk menimbang seberapa jauh yang telah mereka lalui, sebelum memeluk anak-anaknya erat-erat dan mendukung mereka menuju realutas baru, lima hari seminggu selama 13 tahun.

Selain John memiliki gangguan pendengaran ringan, mereka tidak memiliki masalah lain atau komplikasi kesehatan,

Mereka masing-masing memiliki kepribadian yang unik, kekuatan dan kelemahan.

Rumah Helen tak pernah seperti sekarang, sebelum ada mereka. Meski ada perkelahian dan kekacauan, ia bersyukur untuk setiap apa yang telah dicapai.

“Setiap kali kami mengunjungi dokter kandungan, dokternya hanya menggeleng dan mengatakan ‘Saya tidak percaya mereka ada di sini’ … Ia kagum bahwa mereka mulai sekolah dan telah melewati banyak hal,” katanya.

“Ini adalah sebuah keajaiban.”

A boy smiles before he heads off to school.
Tersenyum lebar sebelum berangkat sekolah.

ABC News: Margaret Burin

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 30/01/2017 pukul 12:30 AEST dari artikel aslinya yang berbahasa Inggris dan bisa dibaca di sini.