Harga Rumah di Sydney Turun Pertama Kali Dalam 18 Bulan
Menurut laporan terbaru, harga properti di Sydney turun untuk pertama kalinya dalam 18 bulan terakhir, sementara kenaikan harga terus terjadi di Hobart (Tasmania) dan Melbourne.
Lembaga yang memantau perkembangan harga properti di Australia, CoreLogic mengatakan bahwa harga properti di Sydney turun 0,1 persen bulan lalu, penurunan pertama sejak bulan April 2016.
Harga properti di Sydney selama tiga bulan sampai September juga hanya naik 0,2 persen, kenaikan terlemah penurunan 2,2 persen di kuartal pertama tahun 2016.
Namun kenaikan sebelumnya membuat harga properti di Sydney selama setahun terakhir masih 10,5 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Kalau Sydney mengalami penurunan, kenaikan terjadi di ibukota negara bagian Tasmania, Hobart, dan juga di ibukota negara bagian Victoria, Melbourne.
Harga properti di Hobart baik 1,7 persen bulan lalu, dan secara keseluruhan naik 14,3 persen selama 12 bulan, sementara di Melbourne mencatat kenaikan 0,9 persen di bulan September, dan 12,1 persen selama 12 bulan.
Tim Lawless dari CoreLogic mengatakan menurunnya harga properti di Sydney mungkin disebabkan oleh banyaknya investor yang terpengaruh oleh pengetatan peminjaman utang dari bank.
“Kita lihat bahwa lebih dari setengah permintaan KPR di Sydney adalah dari investor, sementara di negara bagian lain, investor itu jumlahnya kurang dari setengahnya.” katanya kepada ABC News.
Kenaikan harga di Melbourne salah satunya disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk tertinggi di Australia, dengan jumlah penduduk di Victoria naik 2,4 persen dalam setahun terakhir.
Kenaikan harga sewa
Kecenderungan lain yang terjadi adalah semakin tingginya harga sewa properti di Australia khususnya di Sydney dan Melbourne.
Di kedua kota ini, kenaikan harga sewa terjadi dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga angka inflasi bagi sewa properti naik dari 0,8 persen di tahun sebelumnya menjadi 2,8 persen saat ini.