ABC

Hakeem al-Araibi Ke Canberra Ucapkan Terima Kasih Ke Pemerintah Australia

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan kepada pesepakbola yang baru dibebaskan Hakeem al-Araibi bahwa kewarganegaraan Australianya akan didapatkannya ‘tidak lama lagi.’

Pesepabola berusia 25 tahun tersebut bertemu dengan PM Morrison di Canberra hari Kamis (14/2/2019), dua hari setelah kembali ke Australia setelah menjalani tahanan selama lebih dari 70 hari di penjara di Thailand.

PM Morrison mengatakan dia berharap akan bisa melihat upacara pengambilan sumpah al-Araibi sebagai warga negara Australia dalam waktu yang tidak lama lagi.

Menteri Luar Negeri Marise Payne mengukuhkan juga bahwa permohonan warga negara pesepakbola yang dulunya berasal dari Bahrain sudah dimasukkan.

al-Araibi mengucapkan terima kasih kepada PM Morrison dan Menlu Payne dan juga kepada mantan kapten timnas Australia Craig Foster yang membantu kampanye bagi pembebasannya.
Dia juga segera akan berlatih kembali bersama tim sepakbola semi profesional Melbourne Pascoe Vale yang akan bertanding di kandang sendiri melawan Bentleigh hari Jumat malam.

"Minggu depan saya kembali akan berlatih." katanya.

PM Morrison kemudian memberikan hadiah sebuah bola kepada al-Araibi, yang ditandatangani oleh PM dengan tulisan “welcome home Hakeem”, dan meminta peesepakbola tersebut jugaa nuntuk menandatangani sebuah bola untuk PM.

Selain PM dan Menlu Payne, al-Araibi juga bertemu dengan Menteri Olahraga Bridget McKenzie, Pemimpin Oposisi Bill Shorten dan Menlu bayangan dari Partai Buruh Penny Wong.

Hakeem al-Araibi dan istrinya sedang berbulan madu di Bangkok ketika dia ditahan bulan November lalu atas permintaan dari Bahrain yang ingin agar dia diekstradisi.

Dia dicari karena melarikan diri dari Bahrain setelah terlibat dalam pengrusakan sebuah kantor polisi di tahun 2012.

Dia kemudian dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun in absentia.

Hakeem membantah dia pernah melakukan penyerangan, dan mengatakan bahwa dia sedang bermain sepakblola yanf disiarkan secara nasional ketika penyerangan terjadi.

Di bawah tekanan diplomatik, Bahrain menghentikan kasus tersebut minggu ini sehingga al-Araibi bisa kembali ke Australia.

Setelah tiba di Melbourne, al-Araibi secara terbuka menyatakan kecintaannya akan Australia.

“Saya belum lagi menjadi warga negara namun negeri saya adalah Australia. Saya akan mati di Australia dan saya cinta Australia. Terima kasih banyak.” katanya.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

AAP/AP