Guru Australia Berbagi Pengalaman Pembelajaran di Yogyakarta
Tiga orang guru asal negara bagian Victoria (Australia) baru saja menyelesaikan kunjungan ke Yogyakarta dimana mereka berbagi pengalaman dengan guru dan mahasiswi mengenai pengembangkan lingkungan belajar yang positif.
Selama empat hari, (8-11 Juni 2015) Jossie Burt, Brad Alphonso dan Joanne Weston memberikan pelatihan kepada guru-guru di Yogyakarta.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) kali kedua ini fokus pada pelibatan pengembangan lingkungan belajar yang positif (positive learning environtment), perencanaan kegiatan pembelajaran (lesson planning), dan pengembangan kemampuan berfikir kritis (critical thinking).
Gerakan Sekolah Menyenangkan adalah sebuah gerakan yang diprakarsai oleh para mahasiswa Indonesia sedang studi di Australia. Mereka sedang berusaha menyebarkan pembelajaran positif dari Australia untuk dikembangkan ke Indonesia.
Sejauh ini, GSM sudah memprakarsai berbagai program kerjasama pendidikan mulai dari pertukaran guru, kolaborasi antar sekolah, dan pelatihan-pelatihan pendidikan.
Guru Australia dan Indonesia dalam workshop pengembangan perencanaan pembelajaran (lesson planning) di SD Budi Mulia, Yogyakarta.
Salah satu pelatihan yang diberikan oleh ketiga guru itu adalah pelatihan kepada para mahasiswa bidang pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan.
“Kerjasama pelatihan ini sangat penting bagi kedua pihak. Guru-guru di Indonesia bisa mendapatkan pengetahuan mengenai pengembangan pembelajaran interaktif dan guru Australia bisa mengenal lebih jauh mengenai kultur Indonesia. Hubungan erat antara dua negara ini bisa menjadi pintu masuk pengembangan global citizenship lewat pendidikan”, jelas Dr. Kasiyarno, Rektor UAD Yogyakarta.
Selain memberikan pelatihan, guru-guru Australia juga berkesempatan mengobservasi pembelajaran di PAUD Taman Bahagia, SD Muhammadiyah Macanan, SD Muhammadiyah Condong Catur dan SD Negeri Babarsari 2.
“Workshop ini merupakan pengalaman berharga bagi kami. Guru-guru yang berpartisipasi sangat antusias mengembangkan strategi pelibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain di sekolah. Kami sangat senang sekali berbagi pengalaman praktik pembelajaran dengan guru-guru di Yogyakarta” tutur Josie Burt, Guru Clayton North Primary School
“Saya melihat guru-guru Indonesia termotivasi dan berdedikasi tinggi. Saya senang sekali terlibat dalam proyek inspiratif ini. Kami di Australia akan menunggu cerita dari guru Indonesia dalam menerapkan pengalaman yang sudah mereka peroleh dari workshop ini”, tambah Joanne Weston, salah satu pemateri dari Australia
“Materi-materi yang disampaikan dalam workshop sangat penting untuk pengembangan kultur sekolah yang menyenangkan. Model-model pembelajaran dari Australia dikontekstualisasikan dengan kultur lokal di Indonesia oleh tim GSM sehingga memudahkan bagi pendamping di Jogjakarta untuk menerapkan di sekolah. Kami sangat senang dengan semakin banyaknya jaringan guru yang terlibat dalam gerakan ini” kata M. Nur Rizal, Ketua Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).
Salah seorang guru dari Australia Brad Alphonso dalam kegiatan observasi di salah satu sekolah
“Senang sekali bisa mendapatkan kesempatan belajar dari guru-guru Australia. Kegiatan-kegiatan pembelajaran praktis yang disampaikan menambah pengalaman kami dalam proses penerapan kurikulum 2013. Yang menarik, di Australia guru sangat bangga sekali mengapresiasi sikap positif yang tumbuh hasil dari pembelajaran sedangkan kita masih berkutat pada apresiasi kognitif. Ini yang perlu dikembangkan di Indonesia” jelas Lily Halim, Kepala Sekolah Kalam Kudus
Menurut rilis yang diterima oleh ABC dari Gerakan Sekolah Menyenangkan, workshop yang diikuti oleh 100 peserta tersebut dibuka oleh Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kemdikbud, Prof. Dr. Ibrahim Bafadal
“Kemdikbud sangat mengapresiasi GSM karena mampu menjembatani pertukaran praktik baik pendidikan Australia dan Indonesia sehingga memupuk motivasi guru di Indonesia untuk kreatif dalam mengajar. Kami akan undang perwakilan GSM untuk menyampaikan paparan pada pertemuan kepala dinas se Indonesia Oktober ini”, jelas Ibrahim Bafadal.