ABC

Gunakan ikon budaya, Nike picu kemarahan

 Pabrik barang-barang olahraga Nike terpaksa menarik produk pakaian olahraga wanita dengan gambar tattoo Samoa yang secara tradisi hanya digunakan oleh pria.

Nike telah meminta maaf setelah warga Samoa di seluruh dunia menulis di Facebook untuk menyatakan kemarahan mereka.

Mereka menuduh Nike melakukan kejahatan budaya dengan menggunakan sebuah gambar tattoo yang disebut pe'a dalam disainnya.

Pe'a adakah suatu penghormatan yang tinggi, hanya untuk tokoh pria dalam masyarakat Samoa.

Galumalemana Alfred Hunkin, dosen senior Kajian Samoa pada Victoria University di Wellington, Selandia Baru, mengatakan, Nike telah bersalah melakukan eksploitasi budaya.

Nike mengalah pada tekanan publik dan meminta maaf serta menarik produk garmen yang menyinggung-perasaan itu. Alfred Hunkin berpendapat, sebaiknya Nike berbicara dengan komunitas Samoa tentang bagaimana desain tradisional mereka dapat dilindungi di masa depan.

"Ada sebuah badan bernama World Intellectual Property Organisation yang menurut riset saya bekerjasama dengan komunitas-komunitas penduduk asli di seluruh dunia, dan berusaha melindungi bentuk-bentuk seni mereka. Bagaimanapun kita harus berusaha bersama untuk memastikan tidak ada celah bagi perusahaan-perusahaan seperti Nike untuk melakukan ekspolitasi." katanya.