ABC

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Kagumi Teknologi Pertanian di Australia

Minimnya infrastruktur di Indonesia menyebabkan banyak penduduk di wilayah terisolir tidak pernah meninggalkan daerahnya, bahkan untuk ke ibukota kabupaten. Gubernur Prof Dr Nurdin Abdullah bertekad mengatasi hal itu di Sulawesi Selatan.

“Ada orang tua di Seko yang menyampaikan ke saya, hanya satu keinginannya sebelum meninggal. Yaitu ingin melihat Kota Masamba,” ujar Gubernur Nurdin Abdullah.

Masamba merupakan ibukota Kabupaten Luwu Utara, yang berjarak 120 kilometer dari Kecamatan Seko. Penduduk tersebut, menurut Prof Nurdin, berharap akses daerahnya itu bisa dibuka dengan pembangunan infrastruktur jalan.

Setahun terakhir setelah terpilih menjadi Gubernur Sulsel, Prof Nurdin gencar membuka isolasi Seko, suatu kawasan dataran tinggi yang terletak persis di tengah Pulau Sulawesi.

Seko berada pada ketinggian 1200 hingga 1800 meter di atas permukaan laut dengan luas 2.100 km persegi dihuni sekitar 14 ribu jiwa yang tersebar di 12 desa.

Untuk mencapai Kota Masamba, warga Seko tak punya alternatif selain melewati medan jalan tanah yang becek, dan memakan waktu dua atau tiga hari.

“Penduduk di sana membuat motor yang dimodifikasi untuk dipakai berbelanja ke kota sekali sebulan,” jelas Prof Nurdin saat bertemu warga Indonesia asal Sulsel di Melbourne, Kamis (10/10/2019).

Kalau tak ada aral melintang, bulan Desember nanti akses jalan raya ke Seko pun sudah bisa digunakan, katanya.

Kondisi Seko inilah yang disebut oleh Gubernur Nurdin ketika pekan ini melakukan kunjungan ke Melbourne dan Tasmania, Australia.

nurdin spica.jpg
Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah bersama Konjen RI untuk Victoria dan Tasmania Spica A. Tutuhatunewa bertemu dengan diaspora Bugis Makassar di Melbourne.

Istimewa

Prof Nurdin menjelaskan dirinya diundang oleh Pemerintah Australia melalui Konjen Australia di Makassar untuk mempelajari manajemen air di Melbourne serta mekanisasi pertanian dan teknologi agriculture di Tasmania.

Dia datang ke Tasmania Institute of Agriculture (TIA), lembaga pendidikan yang bekerja sama dengan Pemerintah Tasmania untuk mendorong produktifitas hasil pertanian.

“Karena itu yang harus kita lakukan adalah penyiapan dan percepatan adaptasi,” katanya.

Ketika menceritakan tentang Seko kepada mitranya di Australia, mereka umumnya menyatakan kondisi Seko justru jauh lebih bagus untuk pengembangan pertanian dan peternakan.

Sebab, kondisi Seko berbeda dengan di Tasmania yang produksi pertaniannya dipengaruhi oleh musim.

grup kam.jpg
Gubernur Nurdin Abdullah bertemu warga Indonesia asal Sulsel di Melbourne.

Istimewa

Meski mengakui masih banyak kendala yang dihadapinya dalam mengatasi berbagai persoalan di Sulsel, Prof Nurdin berharap kolaborasi pemerintah, swasta dan perguruan tinggi akan mampu mencetak technopreneur dan sociopreneur dalam mendukung tranformasi tersebut.

Saat berada di Melbourne dia pun mengunjungi salah satu perusahaan yang memproduksi pipa dan komponen pengairan untuk mendukung sistem mekanisasi pertanian dengan sistem digitalisasi.

“Pipa ini menggunakan GPS sehingga dapat diketahui dengan segera jika terjadi kebocoran,” katanya.

Pengelolaan sumberdaya air ini, kata Prof Nurdin, akan digenjot dengan sistem pipanisasi ini pada program pengembangan jagung di lahan 200 hektar di Kabupaten Takalar.

Prof Nurdin juga mendatangi Institute for Marine and Antarctic Studies (IMAS) Australia, dan akan menjajaki kerjasama dengan IMAS melalui rkolaborasi Pemerintah Sulsel dan perguruan tinggi dalam bidang penelitian dan pengembangan budidaya ikan.

Simak berita lainnya dari ABC Indonesia.