ABC

Ginekolog Australia diminta lebih dorong operasi histerektomi tertutup

Pakar Australia menilai pendanaan mahal di sektor kesehatan selama ini banyak disia-siakan lantaran prosedur operasi histerektomi terbuka (membuat sayatan terbuka di bagian perut ) lebih sering ditawarkan tim medis kepada pasien daripada prosedur lain yang lebih ringan dan murah.

Setiap tahun diperkirakan sekitar 30 ribu perempuan Australia melakukan operasi histerektomi. Sekitar 40% operasi itu dilakukan melalui prosedur histerektomi terbuka yakni dengan membuat sayatan dibagian perut. Prosedur ini membutuhkan waktu tinggal pasien di rumah sakit lebih lama dan kemungkinkan efek samping yang lebih besar.

Profesor Andreas Obermair dari Rumah Sakit Brisbane  Greenslopes mengatakan pasien yang melakukan operasi semacam ini membutuhkan waktu pemulihan kesehatan yang lebih lama dan merasakan nyeri yang lebih besar setelah operasi.

Sementara 50% perempuan Australia melakukan histerektomi tertutup melalui vagina memiliki efek samping dan nyeri yang lebih sedikit.

Meski demikian menurut Obermair, mayoritas perempuan lebih memilih melakukan operasi histerektomi terbuka yang memiliki resiko infeksi dan anggaran biaya rumah sakit yang lebih besar.

Hanya sekitar 10% saja yang memilih melakukan operasi histerketomi tertutup yakni melalui prosedur laparaskopi.

"Belum banyak orang yang terlatih dengan prosedur laparaskopi dan menurut saya kita memerlukan ahli kandungan generasi baru yang cakap melakukan operasi histerektomi dengan prosedur laparoskopi yang lebih ringan dan lebih baik bagi pasien,” kata Obermair.

Ia memperkirakan jika prosedur Laparoskopi ditawarkan di semua kasus penyakit, penghematan yang bisa dilakukan dalam sistem kesehatan sangat besar.

"Kita telah menghitung dan kita perkirakan kalau langsung diterapkan Australia bisa  menghemat 50 juta dolar setiap tahunnya,” katanya.

Meski demikian tidak semua kalangan medis setuju dengan pandangan Obermain.

Dr. Stephen Robson, Wakil Presiden Sekolah Tinggi Obstetri dan Ginekolog Royal Australia mengatakan operasi histerektomi lebih umum dilakukan belakangan ini dibandingkan 30 tahun lalu.

Sementara histerektomi lewat vagina  meskipun merupakan operasi yang termurah dan lebih sedikit tingkat kerumitannya, namun prosedur itu tidak selalu cocok diterapkan untuk semua pasien.

Menurutnya kedua jenis histerektomi baik lewat vagina maupun di perut memiliki kelebihan dan kekurangan dan ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan prosedur mana yang akan dipilih.

Seorang ibu dari Brisbane, Amanda Renton pernah melakukan operasi histerektomi vagina setelah mengetahui dirinya memiliki jaringan genetic kanker payudara dan ovarium.

Renton mengaku puas dengan metode operasi yang ia pilih.

"Jujur prosedur operasi itu sangat baik, lebih dari yang saya harapkan hasilnya dan sudah 3 pekan sejak melakukan operasi itu dan kondisi saya baik-baik aja.

Menghemat anggaran kesehatan

Profesor Obermair mengatakan anggaran kesehatan yang ada saat ini harus lebih efektif digunakan.

"Kita bisa melakukan banyak upaya dengan memberikan lebih banyak pelatihan bagi para dokter, sehingga mereka mampu menekan tawaran prosedur operasi besar. Saat ini kita telah menyia-nyiakan uang ribuan dolar karena terus menerus menawarkan prosedur operasi besar.," tukasnya.

Pendapat ini didukung oleh Profesor Nicholas Graves dari Pusat Inovasi layanan kesehatan Australia di Universitas Teknologi  Queensland. Menurutnya anggaran kesehatan itu mahal dan perlu digunakan dengan lebih bijak.

"Saat ini iklim ekonomi yang berlaku dengan sumber daya perawatan kesehatan yang terus tertekan, makanya kita bener-bener perlu mengadopsi inovasi yang pintar dan bermanfaat ini sesegera mungkin,” kata Graves.

Hasil analisa Profesor Graves menunjukan biaya keefektifan dair prosedur histerektomi laparoskopi dibandingkan dengan histerektomi perut dalam mengobati tahap awal kanker perut.

Risetnya menemukan dengan mengadopsi prosedur laparoskopi akan menghemat anggaran layanan kesehatan dan otomatis akan meningkatkan manfaat kesehatan yang diterima masyarakat.

Saat ini biaya operasi dengan menggunakan prosedur laparoskopi memang lebih mahal,  namun kebanyakan dokter menilai secara keseluruhan nilainya menjadi lebih murah karena pasien lebih sedikit kembali ke rumah sakit untuk dirawat karena infeksi dan efek samping lainnya.