ABC

Gillard Bicara Soal Seksisme di Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, mantan Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengungkapkan pengalamannya menghadapi seksisme semasa menjabat Perdana Menteri. Ia juga telah berbagi cerita dengan perempuan-perempuan lain yang menghadapi perlakuan serupa saat menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.

Gillard berbicara dalam sebuah program radio. Ia bercerita tentang beberapa pengalaman serupa yang menimpa perempuan-perempuan dalam posisi penting.

"Ada beberapa pengalaman serupa, dinilai berdasarkan penampilan, berada di dalam ruangan di mana anda adalah satu-satunya perempuan, diperlakukan tidak dengan kadar keseriusan setara [dengan laki-laki] atau dipandang tidak memiliki wibawa yang sama dengan pemimpin laki-laki," ceritanya.

Dalam buku barunya, mantan Sekretaris Negara Amerika Serikat Hilary Clinton menyatakan bahwa perlakuan mantan lawan politik Gillard terhadap Gillard adalah contoh perilaku seksis yang "seharusnya tak ditolerir di negara manapun."

Menurut Gillard, standar yang berbeda diperlakukan pada perempuan di dunia politik.

"Menurut saya, untuk laki-laki, pembicaraan [tentang kempemimpinan] dimulai dengan 'Akan jadi pemimpin seperti apa dia? Kuat? Lemah? Berhati baik? Tegas?' Bagi perempuan, akan dimulai dengan 'Apa Ia bisa memimpin?' dan ini perbedaan yang tak mencolok, tapi signifikan," ucapnya.

Dalam wawancara dengan program 7.30 ABC, Clinton memuji pidato Gillard tahun 2012 yang menuduh Tony Abbott – yang saat itu menjabat pemimpin oposisi – berperilaku misoginis atau berprasangka terhadap perempuan.

Gillard bercerita bahwa saat Ia baru menduduki kursi kepemimpinan, Ia berusaha tak menggubris perilaku seksis yang Ia terima, "Tapi seiring waktu, saya merasa lebih baik diungkap," ucapnya.

Secara tak langsung, Gillard mendukung Clinton, yang diperkirakan akan maju sebagai calon presiden Amerika Serikat tahun 2016 nanti. "Perhatian dunia akan diarahkan pada perempuan pertama yang akan menjabat posisi tersebut…" ucapnya.

Gillard tengah berada di Washington sebagai ketua Dewan Direktur badan Global Partnership for Education.

Wawancara radio tersebut juga membahas kesulitan yang dialami perempuan-perempuan muda yang ingin menimba ilmu di negara-negara seperti Afghanistan, Yemen, Pakistan dan Nigeria.