ABC

Giliran Maskapai Regional Australia Minta Bantuan Pemerintah Federal

Maskapai regional Australia meminta pemerintah federal memberikan bantuan berupa jaminan hutang atau bentuk paket bantuan lainnya seperti yang akan diberikan kepada maskapai Qantas  kepada operator lain yang juga tengah  mengalami kesulitan.

Kemarin (27/2/2014), Maskapai Qantas melaporkan kerugian sebesar $252 juta dan Direktur Utama Qantas, Alan Joyce mengumumkan perusahaannya terpaksa harus merumahkan 5.000 pekerja selama tiga tahun ke depan.
 
Maskapai ini meminta Commonwealth untuk memberikan jaminan utang, meskipun Pemerintah telah mengindikasikan bahwa mereka tidak mendukung pilihan itu.

Salah satu operator terbesar di sektor penerbangan sipil, yakni  Regional Express atau Rex, juga merilis angka  kerugian pertengahan tahun pekan ini yang menunjukan keuntungan mereka turun $5juta sebelum pajak.
 
Rex menilai dukungan alokasi dana pajak yang diberikan pemerintah  kepada Qantas harus diperluas ke pemain regional juga.
 
Direktur Asosiasi Maskapai Penerbangan Daerah Australia (RAAA), Paul Tyrrell mengatakan saat ini merupakan waktu yang sangat sulit bagi industri penerbangan sipil secara luas dan banyak operator lain yang juga mengalami kesulitan.

"Kami punya pemain berpengalaman yang juga tengah mengalami himpitan biaya," katanya.

Tyrrell mengatakan RAAA lebih memilih pemerintah federal mengubah UU kepemilikan saham internasional Qantas daripada menerbitkan surat jaminan utang.

"Qantas merupakan pesaing kuat di rute regional dibandingkan perusahaan Australia lainnya dan menguasai rute penerbangan Pulang Pergi (PP) dibandingkan perusahaan Australia lainnya."

Tyrrell mengatakan pemerintah akan menghadapi resiko tambahan jika menawarkan bantuan kepada Qantas.

"Jika pemerintah mampu memberikan bantuan yang sangat besar seperti Qantas dengan jaminan utang, maka pemerintah akan mendapati banyak perusahaan maskapai sipil lain yang mengetuk pintu  meminta bantuan serupa,” katanya.

Kota-kota di daerah kesulitan tanpa layanan penerbangan

Brindabella Airlines adalah satu-satunya operator yang melayani penerbangan ke kota Mudgee di bagian Barat New South Wales ketika perusahaan itu masuk dalam penilaian kinerja pada bulan Desember.

Seratus empat puluh staf dari maskapai penerbangan yang berbasis di Canberra itu kehilangan pekerjaan mereka.
 
Mudgee memiliki industri makanan dan pariwisata anggur yang tengah naik daun, namun kondisinya jadi berbalik sejak pesawat Brindabella Airline berhenti terbang ke daerah itu tahun lalu.

Juru bicara Dewan Wilayah Kawasan barat Australia, Pip Goldsmith mengatakan penerbangan reguler juga penting untuk menerbangkan dokter spesialis ke wilayah  mereka.

"Kita tahu bahwa layanan penerbangan ke kawasan kami sudah terhenti akibat maskapai yang melayani rute itu sudah tidak ada lagi,”  katanya.

"Psikiater kami praktis tidak bisa lagi berpraktek di Mudgee karena perjalanan mereka menjadi jauh lebih lama,”  tuturnya.

Penduduk Mudgee juga khawatir kurangnya penerbangan ke kawasan mereka akan berdampak terhadap perekonomian setempat.

Cobar di daerah barat jauh Australia merupkan satu dari 5 kota di NSW yang saat ini tidak dilayani rute penerbangan menyusul bangkrutnya maskapai Brindabella.

Walikota Cobar, Lilliane Brady,  mengatakan warganya sekarang harus berkendaraan  3 jam untuk mencapai bandara terdekat.

Dewan Transportasi New South Wales saat ini tengan dalam proses mencari operator baru untuk kota-kota yang sebelumnya dilayani oleh Brindabella.