ABC

Gereja di Australia Tawarkan Tampung Pencari Suaka

Sejumlah gereja Kristen di Australia menawarkan perlindungan bagi 100 orang pencari suaka yang terdampak tindakan keras pemerintah Federal Australia terhadap orang-orang yang pada awalnya dibawa ke Australia untuk menjalani perawatan medis.

Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton mengatakan bahwa mereka yang perawatan kesehatannya telah selesai tidak lagi mendapat bantuan keuangan dari Pemerintah.
Para pencari suaka telah bertemu dengan petugas Imigrasi selama dua hari terakhir untuk membahas pemotongan bantuan mereka.
Namun, jika mereka dapat menemukan cara untuk mendukung diri mereka dan keluarga mereka, mereka tetap dapat mengakses fasilitas subsidi kesehatan Medicare dan anak-anak mereka masih dapat bersekolah di Australia.
Ketua Badan Pekerja Gereja-gereja Australia bagi Pencari Suaka dan Dekan Anglikan Brisbane, Pendeta, Peter Catt, yang menggambarkan sikap keras pemerintah sebagai tindakan “kejam dan tak berperasaan”, mengatakan bahwa para pemimpin agama tidak akan berdiam diri dan membiarkan pencari suaka menjadi miskin.
“Atau menyebabkan mereka hidup dalam teror karena kembali membahayakan diri mereka di Nauru atau Pulau Manus,” katanya.
“Di antara mereka adalah wanita hamil dan wanita yang pernah mengalami serangan seksual di Nauru.”

‘Komunitas akan baik hati’

Pendeta Peter Catt mengatakan sembilan denominasi telah sepakat untuk membuka pintu mereka di seluruh Australia jika para pengungsi kehilangan status hukum mereka.
Sebagian besar dari para pengungsi itu sudah tidak lagi mendapat dukungan perumahan dari pemerintah dan hanya punya waktu beberapa minggu saja untuk mencari pekerjaan atau dideportasi.
Mereka yang terkena dampak pada awalnya dibawa ke Australia dari Nauru atau Pulau Manus untuk alasan medis.

“Hari ini kami mengumumkan sejumlah lembaga bantuan telah bergabung dan meluncurkan sebuah kampanye yang akan mendukung orang-orang ini di masyarakat.
“Tawaran tempat penampungan ini akan dilaksanakan jika pemerintah berusaha untuk menghapus status hukum mereka atau menggeruduk mereka dan membawa mereka kembali ke Nauru dan Manus dengan paksa.”

Dukungan besar publik

Pada bulan Februari 2016, gereja-gereja di seluruh Australia juga bersatu untuk mendukung pengungsi saat mereka menghadapi pemulangan kembali mereka ke pusat penahanan lepas pantai.
Pendeta Catt mengatakan bahwa hal itu memicu gelombang dukungan publik yang besar dan dia yakin akan kembali terjadi.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah negara bagian dan teritori yang menawarkan wilayah mereka sebagai tempat perlindungan – seperti sekolah dan rumah sakit,” katanya.
“Kami mendesak Pemerintah untuk membatalkan keputusannya untuk mengurangi dukungan terhadap orang-orang yang rentan ini.

“Pemerintah ini perlu melakukan sesuatu untuk menemukan solusi abadi atas masalah yang telah diciptakannya.”

Badan Pekerja Gereja-gereja Australia bagi Pencari Suaka didirikan untuk mempromosikan visi bersama tentang belas kasih dan keramahan bersama para pencari suaka dan pengungsi.
Anggotanya termasuk gereja Baptis, Lutheran, Quaker, Anglikan dan Gereja-gereja Bersatu dan Katolik.

Tidak berdasar hukum

Namun, Uskup Katolik Brisbane, Mark Coleridge khawatir tawaran tempat penampungan kuno ini tidak memiliki dasar hukum di Australia.
“Tawaran ini berasal dari zaman yang lampau Ini dan budaya lain – jika orang lain ingin melakukannya, maka saya memuji mereka,” katanya.
“Tapi sebagai isyarat simbolis, itu memang memiliki kekuatan, tapi berisiko meningkatkan harapan yang tidak realistis.

“Yang penting adalah bahwa komunitas Kristen menjadi tempat yang suci/kudus – bukan sebuah bangunan – dan kami telah melakukannya.”
Sebaliknya, Uskup Agung telah mendesak umat Katolik untuk “berkumpul di sekeliling orang-orang yang sangat membutuhkan ini”.
“Di keuskupan agung ini, kami beruntung bisa bekerja sama dengan banyak keluarga yang sangat membutuhkan kehidupan baru di Australia,” katanya.

Diterjemahkan pukul 17.00 WIB, 29/8/2017 oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.