ABC

Gereja Anglikan Minta Pemerintah Australia Beri Suaka ke Warga Kristen Irak

Para pemimpin gereja Anglikan telah mengutuk situasi yang memburuk di utara Irak, dan meminta pemerintahan Tony Abbott untuk memberikan suaka kepada warga Kristen Irak yang tengah diserang di negara itu.

Ratusan ribu warga Irak telah mengungsi karena pertempuran di wilayah utara negara itu. (Foto: AFP, Safin Hamed)
Berbicara di Melbourne, pendeta Justin Welby mengatakan, situasi di Irak adalah bagian dari peningkatan global atas penyiksaan warga Kristen dan minoritas lainnya.

“Apa yang terjadi sekarang ini di utara Irak adalah di luar batas teror manusia yang telah kita lihat selama beberapa tahun belakangan. Kita tak bisa membiarkan kebengisan ini dilepaskan tanpa hukuman,” ujar pendeta Justin berapi-api.

Namun ia mengatakan, kelompok seperti ISIS memang ditolak oleh mayoritas Muslim dan karenanya meminta komunitas global untuk mencatat pelanggaran hak asasi manusia yang tengah terjadi di Irak sehingga para pelakunya dapat dihukum.

Pendeta Justin berada di Australia sebagai bagian dari tur dunia Gereja Anglikan dan untuk menghadiri penahbisan pendeta Philip Freier sebagai Pendeta Senior Gereja Anglikan Australia yang baru di Katedral St.Paul.

Pendeta senior Australia: kita harus merespon dengan belas kasih

Pendeta Philip, yang ditunjuk menempati jabatan baru sejak bulan Juni, mengatakan, ia telah menulis surat ke PM Tony Abbott dan juga Menteri Imigrasi, Scott Morrison, agar menawarkan suaka kepada warga Kristen Irak.

“Sebagai pendeta senior gereja Anglikan Australia, saya telah menulis surat ke Perdana Menteri Tony Abbott, memuji respon cepat Australia untuk menyediakan bantuan ke ribuan pengungsi Irak. Saya juga memintanya untuk meniru Perancis yang memberikan suaka kepada warga Kristen di utara Irak yang tengah dipaksa berpindah agama atau menghadapi kematian,” ceritanya.

Ia berujar, dirinya optimistis Pemerintah akan ‘merespon dengan belas kasih’.

Pendeta Philip menuturkan, akan ada debat yang sengit tentang bagaimana masyarakat mengatasi kembalinya warga negara Australia yang ambil bagian di konflik Irak dan Suriah.

“Ini akan jadi isu yang sangat besar bagi negara kita – bagaimana kita memahami orang-orang yang memilih untuk terlibat dalam perang jihad yang kejam ini…bagaimana kemudian mereka terintegrasi kembali ke masyarakat. Saya pikir, akan ada perdebatan publik yang signifikan. Potret yang kita lihat mengerikan. Sebagian besar warga Australia akan takut membayangkan ada sesama warga Australia yang terlibat dalam aksi kejam seperti itu dan gerakan yang tujuannya terlihat seperti genosida,” jelasnya.

Ia mengatakan, para donor berjuang untuk memberi bantuan kepada jutaan pengungsi yang disebabkan kekerasan itu.

“Penderitaan yang dialami berat sekali. Para pengungsi butuh makanan, air, pakaian, pasokan obat dan masih banyak lagi. Saya minta warga Anglikan dan tiap orang untuk membantu mereka yang membutuhkan,” ucapnya.