ABC

George si Banteng Hitam Pun “Protes” Pemerintah Australia

Di antara mereka yang memprotes kebijakan pemerintah Australia tentang target energi terbarukan adalah seekor banteng hitam. Mengapa bisa?

Banteng bernama George yang beratnya sekitar 800 kilogram itu 'menulis surat' menyikapi tindakan pemerintah untuk meninjau kembali target energi terbarukan

Australia memiliki target yang berbunyi bahwa tahun 2020 nanti, 41.000 jam gigawatt , atau 20 persen dari listrik negara itu akan dihasilkan sumber terbarukan, seperti angin.

Pemerintahan yang dipimpin partai liberal saat ini meninjau kembali target tersebut.

George si banteng tinggal di sebuah pembangkit listrik tenaga angin yang letaknya dekat kota Canberra.

Baru-baru ini, Menteri Ekonomi Joe Hockey dalam sebuah wawancara di Macquarie radio mengkritik bahwa pembangkit listrik tenaga angin itu 'sangat mengganggu.'

Menurut Luke Osborne, pemilik George dan juga pemilik turbin-turbin pembangkit listrik yang beroperasi di atas lahan merumput George, sang banteng begitu marah, hingga menulis surat protes.

Surat itu berbunyi, 'Bapak/ibu yang terhormat, nama saya George. Surat saya tak akan digubris karena saya ini seekor banteng, tapi saya tetap akan menulis. Sudah saatnya sapi bicara.' 

Osborne tak berharap pemerintah menanggapi surat itu secara serius, namun Ia berharap akan ada diskusi yang muncul.

"Ada tiga poin dalam surat George," katanya. "Pertama, target [energi terbarukan] itu sukses sekali mendorong masyarakat untuk memasang panel tenaga surya di atap mereka dan membangun pembangkit listrik tenaga angin,"

"Kedua, target ini sangat hemat biaya. Baru 12 bulan lalu target ini ditinjau, dan Lembaga Perubahan Iklim mendapati bahwa biaya yang akan dibebankan pada tiap rumah tangga untuk mencapai target ini adalah sekitar 12 dollar per tahun (Rp 127.000)…"

Poin ketiga adalah bawa para ilmuwah sudah berkata bahwa ada masalah perubahan iklim.

Osborne berkata bahwa Ia maklum ada yang terganggu dengan keberadaan turbin.

"Saya maklum ada orang yang tak ingin tinggal dekat turbin angin. Saya rasa ini masalah konsultasi dan pembagian sewa secara ekonomis."

Osborne mengaku bahwa turbin-turbin angin di lahan miliknya mempekerjakan 270 orang saat dibangun. Saat ini, turbin-turbin tersebut mempekerjakan 17 warga setempat.

"[Turbin-turbin itu] memberi 3 juta dollar ke ekonomi lokal setiap tahunnya, dalam bentuk gaji, pembayaran pemilik lahan, dan kontrak-kontrak pemagaran dan pertanian," akunya.

"Hal ini memungkinkan para pemilik lahan menanam puluhan ribu pohon, melindungi dan mengekspansi ekosistem langka di lahan, dan menangani erosi secara lebih baik."