ABC

Generasi Muda Australia Terancam Lilitan Hutang Puluhan Tahun

Generasi muda Australia lebih berpendidikan, lebih sehat dan berpeluang untuk hidup lebih lama ketimbang orang tua mereka, namun di sisi lain, mereka juga menghadapi masa depan lapangan kerja yang tak stabil, upah rendah dan hutang yang terus meningkat.

Dalam laporan yang diterbitkan Yayasan Generasi Muda Australia disebutkan, kecuali jika pemerintah melakukan intervensi saat ini, standar hidup generasi muda akan terus memburuk.

“Kami menghadapi kemungkinan yang sangat nyata bahwa generasi ini akan menjadi pihak pertama yang mengalami nasib lebih buruk ketimbang orang tua mereka,” ujar Jan Owen, Ketua Yayasan tersebut.

Sebuah laporan menyebut bahwa angkatan muda Australia diperkirakan melalui pekerjaan di 13 tempat berbeda selama hidup mereka. (Foto: Francesca Belmadani, AFP)

Laporan ini mengumpulkan berbagai data untuk membandingkan standar hidup di antara sejumlah generasi yang berbeda.

Disesuaikan dengan inflasi, mereka yang berusia di bawah 24 tahun menghasilkan sekitar 7 persen lebih banyak dari orang tua mereka pada usia yang sama, tapi rata-rata dari mereka memiliki hutang yang 3 kali lipat lebih banyak daripada orang tua mereka di umur yang sama.

"Orang tua generasi ini, pada tahun 1985, ketika banyak dari mereka membeli rumah, menggunakan sekitar 27 persen dari pendapatan rata-rata mereka untuk properti. Generasi ini diperkirakan menggunakan 136 persen dari pendapatan mereka," sebutnya.

Jan menambahkan, "Jadi itu sekitar enam kali lipat lebih besar dari jumlah yang orang tua mereka bayarkan, dan itu sebabnya kita melihat bahwa generasi muda semakin sulit untuk memasuki pasar.”

Generasi muda juga menghadapi prospek pekerjaan yang kurang aman sehingga hutang mereka baru bisa dilunasi dalam beberapa dekade.

"Saat ini, hampir 30 persen dari generasi muda Australia menganggur atau setengah menganggur," ungkap Jan.

Ia menerangkan, "Orang muda yang punya gelar sarjana tetapi tidak memanfaatkannya berjumlah sekitar 25 persen. Banyak dari mereka meninggalkan universitas dengan rata-rata hutang sebesar 24 ribu dolar ketika orang tua mereka, kala itu, justru mengenyam pendidikan gratis atau murah, dan tampaknya hutang mereka bisa naik menjadi 40.000 dolar.”