ABC

Generasi Muda Australia Semakin Miskin

Hasil penelitian mengenai kekayaan lintas kelompok usia menunjukan generasi muda Australia jauh lebih sedikit kekayaannya dibandingkan generasi muda pada era sebelumnya. Sementara generasi tua tetap menjadi kelompok usia yang terkaya di Australia.

Penelitian yang diselenggarakan Institut Grattan menyebutkan, rumah tangga dari kelompok usia rata-rata 55 hingga 64 tahun semakin tinggi jumlah kekayaannya. Total kekayaan mereka terpaut 173 ribu dolar atau sekitar Rp.1,7 miliar lebih banyak dibandingkan tahun 2003 lalu.

Namun sebaliknya kelompok rumah tangga berusia 25 – 34 tahun saat ini justru semakin miskin dibandingkan generasi sebelumnya.

Direktur Institut Grattan John Daley mengatakan, pemerintah banyak menghabiskan keuangan negara untuk kelompok warga yang jauh lebih tua. Akibatnya, para pembayar pajak yang berusia muda terpaksa menanggung banyak tagihan yang harus dibayarkan.

"Pemerintah mengeluarkan uang lebih banyak pada rumah tangga generasi yang lebih tua dibandingkan sebelumnya, yang jumlahnya saat ini mencapai lebih dari 30 ribu dolar per rumah tangga di atas usia 65 tahun," ujar Daley.

"Padahal 6 tahun lalu, anggaran yang dihabiskan pemerintah untuk generasi tua lebih sedikit, yakni tidak lebih dari 20 ribu dolar rumah tangga," tambahnya.

Laporan ini juga menyebutkan kelompok usia penduduk 25 hingga 34 menanggung dampak terburuk dari situasi ini. Sebab, kekayaan mereka terus menurun. Padahal secara riil mereka memiliki pendapatan yang jauh lebih besar ketimbang tahun sebelumnya.

"Memang mereka masih bisa menabung, namun mereka tetap merasa kekayaan mereka mengalami penurunan," kata Daley.

Menurutnya angka ini mengungkapkan prospek generasi mendatang di Australia, dimana mereka akan memiliki uang jauh lebih sedikit dibandingkan orang tua mereka. Dikatakan, ini merupakan fenomena yang tidak pernah terjadi sebelumnya sejak masa depresi pada tahun 1930-an.

Rata-rata rumah tangga berusia 65 hingga 74 tahun saat ini memiliki kekayaan  215 ribu dolar atau sekitar Rp. 2,1 miliar dan angka itu jauh lebih besar dibandingkan tahun 2012 lalu, bahkan sedikit melampau pendapatan warga seusia mereka satu dekade sebelumnya.

Selama periode yang sama, rata-rata warga dari kelompok usia 35 hingga 44 tahun hanya memiliki kekayaan sebesar 80 ribu dolar atau sekitar Rp.800 juta saja.

Meski demikian, tingkat kekayaan penduduk dari semua level usia diketahui mengalami penurunan dibandingkat total kekayaan tertinggi sepanjang masa pada tahun 2009 lalu, ketika terjadi krisis keuangan global.

Laporan ini mendesak Pemerintah Australia melakukan tindakan untuk mengatasi kesenjangan kekayaan ini. 

"Harus ada tawar-menawar lintas generasi, seberapa besar setiap angkatan kerja Australia perlu mendukung generasi pensiunan, sementara mereka sendiri masih harus meningkatkan standar hidupnya, dan situasi sekarang sangat beresiko," katanya.

"Selama empat tahun dalam lima tahun terakhir, pemerintah mengalami defisit guna membayar biaya pensiun generasi tua, dan itu memberi beban ganda pada mereka, karena orang-orang muda yang harus membayar pajak untuk 30, 40 tahun ke depan," tambah Daley.

Laporan ini juga menemukan rumah tangga yang lebih muda bisa menghadapi tambahan beban pajak sebesar 10 ribu dolar pada periode mendatang terkait dengan beban utang pemerintah yang setiap tahun terus bertambah sejak tahun 2010.

Salah satu kebijakan yang diusulkan adalah pemerintah perlu memberlakukan konsesi pada rumah tangga yang lebih tua, untuk memperbaiki ketidakseimbangan pendapatan ini.

"Sejumlah rumah tangga penduduk berusia lanjut memang sangat sulit ekonominya dan kami tidak bermaksud meminta pemerintah mengambil dari mereka. Tapi ada banyak rumah tangga penduduk lanjut yang keadaannya cukup baik tapi mereka tetap mendapatkan pensiun," kata Daley.

"Kita perlu memperketat syarat dan ketentuan penerima pensiun. Kita juga perlu mempertimbangkan konsesi pajak uang pesangon," tambahnya.

Selain itu, menurut Daley, pemerintah juga bisa melakukan peninjauan ulang aset pajak, namun demikian laporan ini menyadari kalau langkah itu sangat sulit bagi pemerintah karena warga negara yang berusia lanjut merupakan kelompok pemilih terbesar di Australia.

Pada pemilu federal tahun 2013, lebih dari setengah pemilih yang memberikan suara adalah warga berusia di atas 50 tahun.