ABC

Generasi Hilang Tertua di Komunitas Aborijin Genap Berusia 1 Abad

Harry Bennett baru saja memasuki usia 100 tahun tapi kelahirannya, tadinya, sama sekali tak diharapkan.

“Saya lahir di Stasiun Telegram Tua di wilayah Tennant Creek,” kenangnya.

Ia menuturkan, “Ibu dan ayah saya saling jatuh cinta, Anda tahu maksud saya kan? Dan saya-lah hasilnya.”

Ayah Harry berkulit putih sementara ibunya adalah warga Aborijin.

Tapi saat ibunya hamil, nenek Harry menyuruhnya untuk membunuh sang bayi karena ia tak ingin keluarganya dipermalukan karena memiliki anak berkulit hitam.

“Mereka bilang, ‘nanti saat kamu melahirkan bayi itu, bunuh dia’ … jadi orangtua saya bilang ‘baiklah’, bukannya kembali ke Helen Springs (Wilayah Utara Australia) mereka malah pergi ke Tennant Creek dan saya-lah hasilnya,” ujar Harry.

Anak-anak dikubur dalam pasir, disembunyikan dari polisi

Pada saat itu, jika seorang warga kulit putih memiliki pasangan perempuan Aborijin, itu tergolong kejahatan, jadi ayah Harry pergi untuk menghindari hukuman penjara selama tujuh tahun.

Tapi ibunya menghadapi lebih banyak rintangan.

Harry Bennett dibawa ke sebuah tempat di Phillip Creek, di dekat Tennant Creek, Wilayah Utara Australia.
Harry Bennett dibawa ke sebuah tempat di Phillip Creek, di dekat Tennant Creek, Wilayah Utara Australia.

ABC

Ia dipaksa melindungi Harry dari polisi yang mencari anak-anak Aborijin berdarah campuran.

“Ketika polisi datang, nenek dan kakek saya, bersama semua orang tua, biasa mengubur anak-anak mereka di pasir,” kata Bernadine Hooker, putri Harry.

“Mereka dibekali sedotan yang mencuat dari pasir dan cuma itulah yang bisa mereka hirup,” sambungnya.

"Anak-anak ketakutan sebenarnya tapi itu harus dilakukan jika tidak, polisi akan membawa paksa mereka tiba-tiba," kenang Bernadine.

Metode ini berhasil sampai Harry berumur empat tahun dan ia akhirnya dibawa paksa.

Harry adalah anggota tertua dari generasi Aborijin yang hilang dan sekarang tinggal di wilayah Katherine, sekitar 600 km di utara Tennant Creek.

Sang ibu lebih menderita

“Saya diberi tahu bahwa ia dimasukkan ke dalam truk barang yang tua… dengan banyak anak lainnya dan mereka baru saja diambil dari orang tua mereka,” kata Bernadine.

“Tapi ia lalu bercerita tentang ibunya dan bagaimana ia bergantung pada truk itu dan bagaimana ia terseret beberapa mil di tanah dan akhirnya tak tahan lagi,” lanjutnya.

Ia menambahkan, “Akhirnya ia melepaskannya, ia meraung, berteriak memanggil ayah tapi sejauh itu yang bisa ia katakan pada saya … ia tak bisa menceritakannya kepada saya lagi, terlalu menyakitkan.”

Harry Bennett tak pernah melihat ibunya lagi.

“Saya khawatir dengan ibu saya, untuk apa saya dibawa?” kata Harry.

"Ia pasti lebih menderita dari saya, memikirkan diri saya dan bagaimana saya tumbuh dewasa,” sebut Harry.

“Ia pastinya memikirkan tentang saya yang semakin besar dan bertanya-tanya apakah saya mulai bertambah tinggi atau gemuk atau apalah. Saya belum pernah melihat ibu saya sejak hari itu,” ceritanya.

Bernadine Hooker
Bernadine Hooker mengatakan, ayahnya diperlakukan sewenang-wenang di tempat penampungan anak-anak yang diambil dari orang tuanya.

ABC News: Avani Dias

Jadi tunarungu akibat pukulan di telinga

Harry kemudian dibawa ke utara menuju ke sebuah tempat di Darwin lalu mengarah ke Pine Creek dan berakhir di The Bungalow di Alice Springs, tempat untuk anak-anak yang telah diambil dari orang tua mereka.

“Saya tahu ayah saya diperlakukan sewenang-wenang oleh orang tertentu,” kata Bernadine.

Ia lalu menceritakan, “Setiap kali ia berjalan melewati ayah saya, ia akan memukul telinga ayah saya dan ayah akhirnya mengalami tunarungu karena hal ini.”

Harry kini memiliki 3 anak, 13 cucu, dan 24 cicit.

Mereka harus menggunakan papan tulis kecil untuk berkomunikasi dengannya.

Merasa tak setua itu

Meski ketidakadilan itu terjadi di zaman dahulu, Bernadine mengatakan bahwa memori itu masih melukai keluarganya.

“Ini memengaruhi seluruh keluarga … ada banyak yang tak ia bicarakan, ada banyak hal yang ingin kami ketahui,” tuturnya.

Ia menyambung, “Masih banyak di luar sana yang masih ingin kami ketahui dan yang paling menyakitkan dari semuanya adalah kami tak mengetahui keluarga dari sisi ayah saya.”

Tapi Harry tak memandang hidup dengan pahit meski perjalanannya penuh dengan tragedi.

"Saya tak khawatir tentang apapun, tak ada yang mengkhawatirkan saya," aku Harry.

“Ketika saya bangun di pagi hari, itu benar-benar hari baru, hari lain seperti biasa. Saya bahkan tak berpikir bahwa saya setua itu!,” ujarnya.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan: 16:55 WIB 08/06/2017 oleh Nurina Savitri.