ABC

Gempa Aceh: Ribuan Masih Mengungsi, RS Kewalahan

Lebih dari 11 ribu warga sekarang kehilangan tempat tinggal mereka di Aceh, setelah terjadinya gempa berkekuatan 6,5 SR hari Selasa yang sejauh ini sudah menyebabkan 102 tewas dan ratusan lainnya mengalami cedera.

Menurut pihak berwenang, korban tewas sampai sekarang ini adalah 102 orang dengan 750 orang lainnya mengalami luka-luka, ini adalah bencana terburuk setelah Aceh mengalami tsunami di tahun 2004.

Duduk di dalam sebuah ranjang di rumah sakit umum Pidie Jaya, air mata yang mengalir dari Muhammad Jaffa menggambarkan apa yang dialaminya.

Pria berusia 60 tahun tersebut menceritakan kembali bagaimana dia menyelamatkan diri sementara anak perempuan dan dua cucunya meninggal.

“Saya baru hendak bangun untuk sholat subuh, dan tiba-tiba terasa gempa. Semua terjadi begitu cepat.” katanya kepada ABC.

“Ada sepotong besi di dekat saya dan saya menggunakanya untuk membersihkan puing-puing. Tanpa besi itu saya tidak akan selamat.”

Ranjang rumah sakit berderet di koridor rumah sakit yang dlindungi oleh atap seng guna menampung mereka yang mengalami luka-luka.

Mereka berada di luar gedung karena gedung utama rumah sakit itu juga rusak berat, dan gempa susulan – yang terjadi lebih dari 30 kali sejak gempa utama terjadi – menyebabkan kerusakan tambahan.

Jumlah yang kehilangan tempat tinggal lebih dari 11 ribu orang

Dokter Sri Wahyuzar mengatakan bahwa lebih dari 300 pasien sudah ditangani oleh rumah sakit, mulai dari yang mengalami luka kecil, sampai yang mengalami patah tulang dan cedera kepala serius.

Lima puluh orang meninggal di rumah sakit tersebut.

Sisanya yang dirawat sekarang sudah dipindahkan ke kota-kota lain termasuk ke ibukota provinsi Aceh, Banda Aceh.

Pihak berwenang hari Kamis malam mengatakan mereka yang kehilangan tempat tinggal naik dari 3000 orang menjadi sekitar 11 ribu orang.

Belasan jenazah sudah berhasil diangkat dari reruntuhan di sebuah pasar di Meuredu yang tidak jauh dari pusat gempa.

Di sebuah SPBU tidak jauh dari pasar tersebut, sembilan orang meninggal dunia ketika bangunan SPBU ambruk.

“Bangun itu ambruk begitu saja, delapan pegawai saya dan salah seorang pembeli meninggal.” kata pemilik SPBU Sibral Milaysi kepada ABC.

Keadaan darurat diberlakukan di Aceh

Seorang wanita berdirii di reruntuhan pasar Meuredu di Aceh
Seorang wanita berdirii di reruntuhan pasar Meuredu di Aceh hari Kamis (8/12/2016).

AP: Heri Juanda

Saat ini sekitar 1500 personel sudah dikerahkan untuk melakukan pencarian dan penyelamatan.

Koordinator bantuan darurat mengatakan kepada ABC bahwa korban tewas mungkin akan meningkat, namun fokus mereka sekarang untuk membersihkan dan memperbaiki fasilitas yang rusak meskipun Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari Kamis malam bahwa pencarian korban yang mungkin masih hidup, terus dilanjutkan.

Kepala BNPB Sutopo Purnomo mengatakan fokus pencafrian sekarang dipusatkan pada sekelompok ruko di Meuredu.

Lebih dari 500 bangunan rusak, termasuk 14 mesjid. Keadaan darurat diberlakukan di provinsi tersebut selama dua minggu, namun pemerintah Indonesia tidak meminta bantuan negara asing untuk datang membantu.

TNI sudah membangun 30 penampungan darurat di wilayah Pidie Jaya, yang dipenuhi dengan mereka yang kehilangan tempat tinggal. Makanan dan pasokan air minum dilaporkan tidak banyak.

Beberapa diantara yang selamat mengatakan kepada ABC bahwa mereka masih mengkhawatirkan kemungkinan adanya tsunami, meskipun sebenarnya tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan setelah gempa berkekuatan 6,5 ini.
Hari Kamis malam, pejabat di Jakarta mengumumkan bantuan senilai Rp 3,5 miliar akan dikirim ke Aceh, termasuk ribuan tenda, ranjang lipat, fasilitas dapur, toilet sementara, air bersih dan makanan.

Sekitar 30 generator besar juga akan dikirim segera karena pasokan listrik belum pulih.

Juga diumumkan bahwa setiap keluarga yang kehilangan anggota keluarga yang meninggal akan mendapat bantuan Rp 15 juta, dan setiap mereka yang mengalami luka-luka akan mendapat santunan Rp 5 juta.

Collapsed building in Indonesia after earthquake. December 7, 2016.
Sebuah bangunan yang runtuh akibat gempa di Aceh.

Supplied: Indonesia’s National Disaster Management Agency 

Diterjemahkan pukul 11:15 AEST 9/12/2016 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini