Gaji Perempuan di Australia 23 Persen Lebih Rendah
Menurut sebuah laporan terbaru seorang pekerja perempuan penuh waktu di Australia rata-rata menerima pendapatan $ 27 ribu (sekitar Rp 270 juta) lebih rendah dibandingkan pekerja pria.
Data ini dikumpulkan oleh Badan Kesetaraan Gender di Tempat Kerja (Workplace Gender Equality Agency (WGEA) sebuah badan pemerintah yang dibentuk guna mempromosikan kesetaraan gender di tempat kerja.
Badan tersebut mengumpulkan data dari 12 ribu perusahaan dan 4 juta pekerja.
Laporan yang muncul menyebutkan pekerja perempuan penuh waktu mendapatkan gaji rata-rata $ 26.853 lebih rendah dari pekerja pria di tahun 2015-2016.
Perbedaan ini lebih besar di barisan manajemen tingkat tinggi, dengan perbedaan gaji naik menjadi $93,884.
Direktur WGEA Libby Lyons mengatakan bahwa penelitian terbaru ini menunjukkan alasan utama bagi perbedaan gaji adalah ‘masalah bias dan diskriminasi.”
“Saya kira sebenarnya di tahun 2016 kita tidak seharusnya lagi berbicara mengenai perbedaan gaji yang diterima pria dan wanita.”
“Tetapi, saya kira ada beberapa pertanda positif dalam hal ini.”
Perbedaan ini sekarang menurun 1,6 persen menjadi 23,1 persen.
“Saya kira alasan jelas mengenai penurunan jurang perbedaan bayaran ini adalah bahwa banyak organisasi melihat ini sebagai masalah, bahwa adalah hal yang tidak adil perempuan mendapat bayaran lebih rendah dari pria, dan perusahaan melakukan tindakan sendiri untuk mengatasi masalah tersebut di tempat kerja mereka.” kata Lyons.
“Tahun ini, untuk pertama kalinya, data kami menunjukkan bahwa 70 persen perusahaan (majikan) memiliki kebijakan untuk meningkatkan kesetaraan gender.”
Lima dari enam CEO adalah pria
Lyons mengatakan salah satu hal yang sangat mengecewakan dari penemuan mereka adalah masih sedikitnya posisi yang dipegang oleh perempuan di jabatan puncak sebuah bisnis.
“Kita masih melihat bahwa lima dari enam CEO adalah pria dan tiga dari empat direktur adalah pria.” katanya.
“Saya kira yang harus kita lakukan adalah mendorong lebih banyak wanita masuk ke jalur manajemen.”
“Ada data lain yang cukup menjanjikan yang muncul dari ini, dan ini menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya, 42 persen perempuan dipromosikan dan mendapat jabatan di tingkat manajemen.”
“Jadi, ini berarti mereka memang menciptakan jalur ke manajemen, dan saya kira di masa depan, kita akan melihat lebih banyak CEO dan manajer senior perempuan.” kata Lyons.
Diterjemahkan pukul 11:24 AEST 16/11/2016 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini