ABC

Gadis Ini Tidak Bisa Berhenti Melamun

Kita semua kadang-kadang larut dalam lamunan kita, tapi gadis bernama Natalie Switalla asal Canberra ini benar-benar larut di dalam lamunannya.

Natalie adalah seorang wanita muda yang tinggal di Canberra dengan suara yang serak dan mata yang berat.

Dia dikatakan oleh banyak teman-temannya, kalau sosoknya mengingatkan mereka pada karakter Luna Lovegood yang suka melamun dalam novel-novel Harry Potter.

Dan saat berusia 13 tahun, Natalie mulai mengalami lamunan aneh.

“Ketika itu saya menyukai grup band Good Charlotte,” katanya.

“Jadi saya akan mendengarkan album mereka berulang-ulang dan memiliki lamunan yang sangat intens ini – daripada melakukan hal lain, atau berkomunikasi dengan orang lain.”

Natalie Switala melukis untuk menghindari gangguan melamun maladatifnya
Natalie akan menghabiskan waktu berjam-jam di kamarnya tertawa bersama dengan mimpinya atau mengucapkan kata-kata dalam mimpinya.

ABC News: Jake Evans

Begitulah Natalie selamat dari masa kecilnya.

“Orang tua saya bercerai dan rumah saya sangat penuh kekasaran setelahnya,” katanya.

Hal ini menjadi lepas kendali.

Kapan pun orang tuanya bertengkar, Natalie akan bersembunyi di kamarnya dalam situasi semacam psikosis, tertawa seiring dengan mimpinya, atau mengucapkan kata-kata, selama berjam-jam pada sekali waktu.

Dia memiliki impian akan ketenaran, memimpikan teman-teman, memimpikan fashion.

Dia tahu mimpi itu tidak nyata, tapi Natalie benar-benar tenggelam didalamnya.

“Anda mungkin punya pikiran, tapi Anda masih bisa membawa diri Anda kembali. Begitu saya mulai melamun saya tidak dapat melakukan itu,” katanya.

Gangguan melamun Maladaptive

Natalie Switala meraih penangkap mimpi
Gangguan melamun Maladaptive diidentifikasi 15 tahun yang lalu oleh psikolog Profesor Elis Somer.

ABC News: Jake Evans

Beberapa tahun yang lalu Natalie didiagnosis dengan gangguan melamun yang maladaptif, suatu jenis strain kelainan disosiatif yang baru saja diidentifikasi.

Meskipun belum diakui secara resmi oleh komunitas medis, malaadaptive melamun diidentifikasi 15 tahun yang lalu oleh psikolog Profesor Eli Somer.

Profesor Somer adalah mantan kepala Masyarakat Eropa untuk Trauma dan Disosiasi, dan dia menggambarkan maladaptive yang melamun sebagai kecanduan perilaku.

“Dan tidak seperti gangguan mental lainnya seperti skizofrenia – di mana orang memiliki penglihatan, penampakan, halusinasi – dalam kasus melamun maladaptif, orang-orang berada dalam kendali penuh atas skenario tersebut.”

video

Natalie menggambarkannya sebagai membiarkan otaknya “mengembara tak tentu arah” atau “kosong”.

“Melamun tentu saja adalah kegiatan yang sangat normal dan lazim,” kata Profesor Somer.

“Tapi ketika melamun menjadi kompulsif, bila menghabiskan waktu berjam-jam dalam satu hari, saat kebiasaan itu memicu kesusahan karena mereka tidak memegang kendali, dan bila hal itu mengganggu pekerjaan mereka atau kehidupan sosial mereka, maka kita sedang membicarakan sebuah masalah.”

Natalie Switala
Natalie menggambarkan melamun sebagai cara untuk membiarkan otaknya kosong.

ABC News: Jake Evans

Melamun adalah perilaku kompulsif untuk Natalie.

Dan itu membuat sulit baginya untuk bekerja, tetap berteman dan kadang kala makan dan mandi.

“Saya tidak memiliki cukup kontrol atas hal itu … itu sering terjadi, sepanjang waktu,” katanya.

Dia menggambarkannya seperti kecanduan.

Berpura-pura sebagai orang dewasa

Natalie masih kecil saat pertama kali menyadari bahwa lamunannya telah lepas kendali.

Ibunya masuk ke kamarnya suatu hari dan melihatnya melamun.

“Sepertinya saya meyakinkan sekali sebagai orang dewasa, atau sebagai remaja, dan itu hanya benar-benar dapat diterima oleh anak-anak kecil dan ibunya keheranan seperti ‘Siapa yang Anda ajak bicara di kamar Anda?’,” kata Natalie.

Tapi bahkan setelah dia mulai menemui terapis, Natalie menyembunyikan kondisinya.

Dia merasa malu, dan untuk sementara merusak dirinya sendiri.

Dan saat dia mencoba berhenti bermimpi sama sekali, Natalie akan menggantinya dengan kebiasaan berbahaya lainnya.

Natalie Switala melukis di balik lollypop bertuliskan Dream Dope
Dalam seni dan puisinya, Natalie mengacu pada kecanduannya untuk melamun sebagai Dream Dope.

ABC News: Jake Evans

Dia telah menjalani terapi intensif selama bertahun-tahun, namun Natalie mengatakan bahwa dia kebanyakan menemukan cara untuk mengobati kelainan melamunnya sendiri, karena bahkan para profesional sepertinya tidak mengerti.

Untuk mengatasinya, Natalie sudah mulai menulis dan kreatif menyalurkan mimpinya.

Tahun depan, dia akan memulai sebuah program eksperimental dengan Profesor Somer, “seperti program 12 langkah”.

Dia masih terus bermimpi. Dia bilang itu masih di luar kendali.

Tapi Natalie telah menaklukkan rasa malunya dan dia ingin agar kondisi yang tidak diketahui dan sangat sedikit dipahami ini mendapat perhatian.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.