Frekuensi Dipakai 4G, Pengguna Mikrofon Nirkabel Wajib Ganti Alat
Mulai akhir tahun ini, penggunaan frekuensi tertentu yang mentransmisikan mikrofon nirkabel akan dilarang di Australia. Lantaran rentang bandwidth itu telah dijual kepada operator jaringan selular untuk mendukung layanan broadband 4G.
Kebijakan ini memaksa warga merogoh kocek ribuan dolar lantaran harus memperbaharui peralatan elektronik mereka yang menggunakan frekuensi tersebut.
Sejumlah kelompok masyarakat, gereja dan sekolah mengaku dampak dari keputusan ini sangat membebani mereka.
Gereja Uniting Woodville di barat Adelaide telah menggunakan mikrofon nirkabel dan sistem PA untuk memberikan pelayanan mingguan bagi jemaatnya selama delapan tahun terakhir, namun kini mereka harus merogoh kocek ratusan dolar untuk memperbaharui sistem karena perubahan transmisi frekuensi.
Pendeta di gereja tersebut, Trevor Klar mengaku biaya tambahan untuk memperbaharui peralatan itu sangat memberatkan
"Kebijakan ini sangat berdampak terhadap anggaran organisasi sukarela, mengumpulkan uang dalam organisasi seperti ini sangat sulit,” katanya.
"Di gereja kami, sekarang kami punya dua mikrofon nirkabel, dan jika kita harus mengganti dengtan alat baru yang diperbolehkan maka itu butuh sekitar AUD$ 1.300. dari mana kami mendapatkan uang sebanyak itu?,” ungkap Klar.
Gereja Woodville Uniting hanyalah satu dari ribuan gereja di Australia, dan komunitas warga maupun sekolah yang tampaknya akan menghadapi konsekwensi serupa.
Pada tahun 2010, pemerintah Partai Buruh memutuskan menjual frekuensi antara 694 dan 820 MHz ke perusahaan selular untuk mendukung layanan 4G.
Itu artinya pengguna mikropon nirkabel harus berpindah ke gelombang frekuensi yang lain.
Anna Cheung dari Otoritas Media dan Komunikasi Australian mengatakan mereka telah melakukan apa yang mereka bisa untuk mendapatkan informasi bagi kelompok masyarakat.
"Kemungkinan jika orang membeli peralatan apapun dari pemasok yang bertanggung jawab dalam 12 bulan terakhir atau lebih, peralatan mereka sudah akan disesuaikan dengan aturan baru mengenai gelombang frekwensi mikropon nirkabel ," kata Cheung.
"Jadi kita memberitahukan ke masyarakat kalau yang harus mereka lakukan adalah memeriksa apakah peralatan yang mereka miliki sudah sesuai dengan ketentuan penggunaan frekuensi yang baru ini,” katanya.
Tidak ada penjelasan
Namun demikian sejumlah warga mengaku kecewa karena tidak mendapat pemberitahuan mengenai ketentuan baru ini.
Mark Gregory dari Sekolah Listrik dan Insinyur Komputer dari RMIT mengatakan perubahan mengenai penggunaan frekuensi selalu terjadi setiap saat dan pemerintah telah mempertimbangkan biaya dan manfaat dari perubahan itu.
"Salah satu manfaat dari gelombang frekuensi tertentu yang sedang digunakan adalah bahwa ia memiliki jangkauan yang baik. Ini adalah rentang yang sangat berguna di sekitar bangunan dan di daerah yang berkembang, "katanya.
"Jadi gelombang frekuensi itu sangat baik untuk mikrofon nirkabel. Masalahnya, tentu saja, adalah bahwa hal itu juga baik untuk hal-hal seperti jaringan bergerak seluler.
"Saat ini Australia sedang mengalami permintaan yang besar untuk akses sumber daya 4G yang lebih besar,” tegasnya.
"Ini berarti frekuensi itu akan benar-benar dialokasikan untuk sistem yang sangat penting seperti 4G, dan masyarakat yang memiliki perangkat mikrofon nirkabel yang lebih tua maka peralatannya akan menyebabkan gangguan pada 4G jika mereka terus menggunakannya, dan pihak operator akan berusaha mencari sumber yang gangguan itu,” paparnya.
Pelaku yang ketahuan menggunakan frekuensi ilegal akan dikenakan sanksi ratusan dolar bahkan hingga ribuan dolar.
Namun Gregory menilai kemarahan warga pemilik mikrofon nirkabel dan sistem speaker sangat wajar, karena harga peralatan tersebut tidak murah.
Diperkirakan biaya penggantian peralatan secara nasional akan mencapai lebih dari AUD$200 juta.