ABC

Freedom Flotilla batalkan rencana berlabuh di Merauke

Rombongan aktivis Australia yang menamakan diri Freedom Flotilla membatalkan rencana untuk berlabuh di Merauke, Papua, setelah mendapat apa yang mereka sebut sebagai "ancaman" dari militer Indonesia.

Koordinator aktivis Freedom Flotilla Izzy Brwon menjelaskan mereka telah berhasil masuk ke Indonesia dan menyerahkan air dan abu secara simbolis kepada para pemimpin adat Papua.

Air dan abu itu diambil dari danau dan tempat-tempat perkemahan orang aborijin di Australia, dimaksudkan untuk mempertemukan kembali dua komunitas aborijin yang telah terpisah lama.

Menurut Izzy Brwon, pihaknya tidak ingin melanjutkan perjalanan perahu layar Freedom Flotilla ke dalam situai konfrontasi dengan kapal perang.

"Misi kami adalah membawa air dan abu keramat sebagai persembahan solidaritas kepada kaum aborijin Papua, menarik perhatian kepada perjuangan mereka, yang anehnya ternyata berhasil kami laksanakan," jelasnya.

Seperti diberitakan ABC sebelumnya, upacara simbolis itu dilaksanakan di perairan selatan Papua, namun lokasinya tidak disebutkan dengan alasan keamanan.

Freedom Flotilla yang mengangkut sekitar 30 aktrivis Australia termasuk aktivis Gerakan Papua Merdeka, pembuat film, dan pemimpin aborijin. Mereka berharap bisa berlabuh di Pelabuhan Merauke, Sabtu (14/9/2013) sore, dan mengadakan upacara penyambutan adat.

Namun rencana itu tidak jadi dilaksanakan. Para aktivis ini mengutip laporan yang menyebutkan adanya pengerahan pasukan keamanan di Merauke, termasuk pasukan polisi yang berjaga-jaga di sekitar rumah para penyelenggara penyambutan di Merauke.