ABC

Foto-foto Gedung Parlemen Australia Menuai Kontroversi

Foto-foto yang menunjukkan kehidupan sehari-hari di balik Gedung Parlemen Australia mendapat perhatian di parlemen itu sendiri. Pasalnya, tidak hanya harga untuk pemotretan mencapai lebih dari 300 juta rupiah, disinyalir ada praktik nepotisme dalam memilih fotografer.

Departemen Pelayanan Parlemen, atau Department of Parliamentary Services (DPS) telah meminta Anne Zahalka, salah seorang fotografer untuk memotret kehidupan di balik Gedung Parlemen, yang berada di ibu kota Canberra.

Ada 10 foto yang menggambarkan hal-hal yang jarang diceritakan kepada publik dari gedung pusat pemerintahan Australia tersebut. Foto-foto ini diambil dalam rangka memperingati 25 tahun Hari Jadi Gedung Parlemen.

Departemen tersebut mengatakan dipilihnya Zahalka karena ia memiliki reputasi di dunia internasional sebagai fotografer yang berpengalaman.

Belakangan diketahui kalau Zahalka adalah tetangga ketua departemen, Carol Mills di kota Sydney.

Pihak oposisi kini menaruh curiga soal terpilihnya Zahalka sebagai fotografer.

"Bukankah ini menimbulkan pertanyaan akan adanya konflik kepentingan?" ujar John Faulkner, salah satu senator dari Partai Buruh saat senator memanggil Mills.

Seorang petugas nampak membersihkan bagian luar Gedung Parlemen. Foto: Anne Zahalka.

Dalam kesempatan tersebut Mills mengaku tidak bertanggung jawab soal pemilihan Zahalka sebagai fotografer.

Ia mengatakan pernah bertemu Zahalka di beberapa perayaan Natal dan ia tahu sedikit tentangnya.

Menurutnya, foto-foto ini diambil untuk menggambarkan Gedung Parlemen dari para pekerja yang mengurus gedung.

Foto-foto ini telah dipajang dan menjadi bagian dari koleksi Gedung Parlemen dan Pemerintah Federal Australia.

Suasana di balik dapur, saat koki mempersiapkan makanan. Foto: Anne Zahalka.

Senator Faulkner tidak terlalu puas dengan jawaban-jawaban yang diberikan oleh Mills.

"Saya tidak puas dengan keadaan kita saat ini."

Ini bukanlah pertama kalinya Departemen Pelayanan Parlemen Australia mendapat sorotan.

Di bulan Mei lalu, seorang mantan anggota dari Partai Buruh telah menuduh departemen tersebut memata-matai dirinya dengan menggunakan kamera sekuriti gedung.