ABC

Fisikawan Canberra Ciptakan Sistem Enkripsi Data Anti Bobol

Sekelompok fisikawan di Canberra berhasil meraih pengakuan global setelah sukses menciptakan jaringan keamanan internet yang tidak bisa ditembus.

QuintessenceLabs bermitra dengan para pakar dari Universitas Nasional Australia (ANU) untuk melindungi sistem informasi dan komunikasi lembaga pertahanan, instansi pemerintah serta sektor perbankan dari serangan pembajakan di internet (cyber attacks).
 
Jaringan Inovasi Keamanan Global, yang termasuk didalamnya Badan Keamanan Dalam Negeri AS dan Inggris, kini telah memasukan nama QuintessenceLabs dalam daftar perusahaan inovasi yang menonjol di dunia.
 
Profesor fisika di ANU, Ping Koy Lam mengatakan perusahaannya didirikan pada tahun 2008 setelah peneliti menemukan fisika kuantum yang dapat meningkatkan enkripsi. 
 
"Biasanya teknik enkripsi menggantungkan diri pada matematika yang rumit untuk menjamin keamanannya," kata Professor Lam.
 
"Tapi yang kami lakukan saat ini adalah dengan menggunakan cara-cara baru dimana kita menggunakan hukum fisika untuk menjamin keamanan informasi."
 
Dia mengatakan hukum fisika tidak bisa ditembus sehingga pendekatan ini membuat data enkripsi lebih kuat.
 
"Bentuk enkripsi yang kita kembangkan sekarang ini tidak bisa ditembus." kata Professor Lam.
 
"Ini artinya meskipun ada program peranti lunak yang berusaha merusak sistem (malicious) yang berusaha mendengarkan percakapan dari informasi rahasia, mereka tidak akan bisa melakukannya, karena sama sekali tidak ada cara mereka bisa memecahkan kode yang digunakan untuk enkripsi kami. "
 
Profesor Lam mengatakan temuan ini akan memiliki implikasi besar bagi sektor pertahanan.
 
"Ketika kami memutuskan untuk membuat sebuah enkripsi yang khusus, kami selalu mendasarkan pada asumsi bahwa musuh tidak memiliki kekuatan komputasi yang cukup untuk memecahkan enkripsi kami, "katanya.
 
"Sekarang dengan bentuk enkripsi baru ini informasi yang tersimpan didalamnya akan tetap aman dan tak tersentuh seberapapun kerasnya upaya orang lain untuk memecahkan enkripsi tersebut,"
 
Professor Lam mengatakan pendekatan ini bisa juga digunakan untuk melindungi data sensitif yang disimpan oleh jurnalis.
 
"Seorang jurnalis bisa pergi ke daerah berbahaya dan mulai merekam gambar dan informasi ke dalam bank data dengan hamparan angka acak dan jika mereka ditangkap maka informasi yang tersimpan dienkrisi itu  tidak dapat bocor, "katanya.
 
"Ini artinya informasi tersebut hanya bisa dibuka ketika wartawan itu telah kembali ke markas mereka.
 
"Anda dapat menganggap sistem enkripsi ini sebagai satu-satunya kunci yang Anda miliki untuk membuka kunci tertentu dan Anda dapat menyimpan kunci itu dari jarak jauh sehingga setiap kali data yang dienkripsi itu berusaha dibuka paksa maka Anda tidak akan dapat membuka data tersebut.