ABC

Film Beatriz’s War tentang Timor Timur Ditayangkan di Melbourne

Topik Timor Timur atau Timor Leste di kalangan orang Indonesia hingga hari ini bisa memicu diskusi yang emosional. Bahkan, isu Timor Timur terkait hubungannya dengan Indonesia menjadi isu sensitif yang cenderung dihindari dalam pembicaraan.

Namun, tak ada jaminan juga bahwa menghindari membicarakan sesuatu akan menyelesaikan masalah. Bisa jadi, langkah yang lebih baik adalah memulai pembicaraan yang mendengar pendapat berbagai pihak.

Tampaknya inilah yang dilakukan oleh Panitia Festival Film Indonesia (IFF) di Australia.

Dari tahun ke tahun, kepanitiaan yang anggota kebanyakan juga anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA)  telah menayangkan sejumlah film Indonesia di Australia – tepatnya di Melbourne dan Sydney.

Kali ini, mereka justru menyebarkan kabar tentang film feature pertama Timor Timur berjudul Beatriz’s War, yang akan ditayangkan di salah satu bioskop di Melbourne, Kamis malam (10 Juli 2014).

Film Beatriz’s War banyak menyinggung tentang peristiwa-peristiwa berdarah yang dikabarkan terjadi di masa pendudukan Indonesia, tepatnya dalam rentang waktu tahun 1975 hingga 1999.

Tapi, yang menyambung adegan demi adegan sebenarnya adalah kisah cinta dan kisah hidup seorang perempuan Timor Leste bernama Beatriz yang terpisah dengan suaminya selama bertahun-tahun, setelah laki-laki itu pergi dari rumah karena pertengkaran dengan ayahnya.

Setelah beberapa tahun, laki-laki itu pun kembali, namun Beatriz lama kelamaan curiga bahwa yang kembali itu sebenarnya bukan suaminya.

Selain sebagai perempuan setia, Beatriz juga digambarkan sebagai pejuang bawah tanah, bahkan sempat menjadi pemimpin di desa nya.

Dalam halaman Facebook mereka yang memiliki like sekitar 1.400, IFF menyebar kabar tentang penayangan Beatriz’s War di Melbourne.

Rama Adityadarma, supervisor media IFF 2014, menjelaskan keputusan untuk turut menyebarkan kabar tentang film ini.

“Timor Timur itu kan mau nggak mau sempat menjadi bagian Indonesia, bagian dari sejarah Indonesia, baik itu kotor atau tidak,” tuturnya.

Menurut Rama, IFF juga sering mendorong PPIA untuk menonton segala macam film yang berhubungan dengan Indonesia, baik yang ditayangkan oleh IFF sendiri atau yang tidak.

Termasuk, jelasnya, film karya Joshua Oppenheimer tentang pembantaian anggota Partai Komunis Indonesia di tahun 1960an The Act of Killing, yang dirilis tahun 2012 lalu.

“Orang perlu tahu tentang apa yang terjadi, dan itu bagian dari identitas negara yang tidak boleh dilupakan,” ucap Rama, “Jadi menurut kita tidak ada salahnya menyebarkan informasi ini, opini ini, ketimbang kita cuma diam saja.”

Sepengetahuannya, tidak ada juga pendekatan dari pihak penayang atau pembuat film untuk mempromosikan.

Beatriz’s War diproduseri oleh Lurdes Pires, yang melarikan diri dari Timor timur pada tahun 1975 dan kemudian tinggal di Australia.

Lokasi film ini seluruhnya di Timor Timur, termasuk di kota Kraras.

Salah satu sutradara film yang judul aslinya adalah A Guerra de Beatriz ini adalah Bety Reis. Naskahnya ditulis dalam bahasa Timor, Tetum, antara lain oleh seniman teater Irim Tolentino.

Reis dan Tolentino mendapat bimbingan dari sutradara asal Melbourne, Luigi Acquisto dan istrinya, Stella Zammataro, yang juga memproduseri film tersebut.

Menurut Acquisto dalam wawancara dengan ABC, ada penduduk Timor Leste yang terkesan dan tergerak melihat film ini, tak hanya karena jalan ceritanya, tapi karena itulah film pertama yang mereka lihat seumur hidup mereka.

 “Film ini memang film feature pertama Timor Leste, yang dikerjakan bersama dengan perusahaan Australia, perusahaan saya, dan ini film pertama dalam bahasa Tetum, tapi bagi sebagian orang, ini film pertama yang mereka lihat,” ceritanya dalam program Radio Australia.

“Mereka belum pernah melihat film sebelumnya. Mereka dari komunitas terpencil. Tanpa televisi dan DVD. Film pertama yang mereka lihat di layar lebar adalah yang menceritakan kisah mereka sendiri.”

Acquisto juga bercerita bahwa proses pembuatan film itu mengharukan bagi mereka yang terlibat.

Selain di Melbourne, Beatriz’s War juga akan ditayangkan di beberapa kota lain di Australia, termasuk Perth, Geelong dan Newcastle di negara bagian New South Wales.