ABC

Filipina Melampaui Indonesia Jadi Episentrum Penyebaran COVID di Asia Tenggara

Dalam analogi lomba dimana tidak seorang pun yang ingin jadi pemenanganya, Filipina sekarang sudah melampaui Indonesia untuk menjadi negara yang paling banyak memiliki kasus COVID-19 di Asia Tenggara.

Kasus COVID-19 di Asia Tenggara

  • Kasus di Indonesia lebih sedikit, namun jumlah kematian dua kali lebih tinggi dari Filipina
  • Pemerintah di kedua negara sudah mulai membuka lagi perekonomian meski kasus belum menurun
  • Filipina dan Indonesia sudah menjalin kerjasama bagi penggunaan vaksin dari Rusia dan China

Indonesia dengan penduduk 260 juta jiwa dan Filipina dengan penduduk 110 juta, sudah sama-sama memiliki lebih dari 130 ribu kasus, jauh melampaui China yang masih memiliki kasus di bawah 100 ribu.

Negara ASEAN lainnya, Vietnam dengan penduduk 95 juta jiwa, melaporkan kasus COVID-19 sejauh ini di bawah angka 1.000.

Dengan pelonggaran kegiatan masyarakat karena dampak ekonomi yang ditimbulkan setelah pembatasan akitivitas sebelumnya, Indonesia dan Filipina sekarang menggantungkan kemungkinan adanya vaksin dari China dan Rusia.

Namun para pakar banyak yang meragukan kemungkinan keamanan dari vaksin yang dilaporkan sudah hampir mendekati pengujian tahap akhir di kedua negara tersebut.

Indonesian President Joko Widodo, center, dressed in a traditional outfit, raises his fist as he delivers a speech.
Presiden Jokowi menyampaikan rasa optimisnya bahwa vaksin buatan China akan tersedia dan bisa diproduksi massal mulai bulan Januari 2021.

Indonesian Presidential Palace: Agus Suparto

Dr Arielle Arboleda Dado adalah seorang dokter kulit berusia 29 tahun di Manila yang ditugaskan di rumah sakit pemerintah guna membantu mengatasi wabah corona.

“Di awal pandemi, pengetesan sangat-sangat terbatas,” ujarnya yang ibunya sendiri tertular virus corona.

Masalah dengan jumlah pengetesan di kedua negara

Dalam laporannya hari Minggu (16/8/2020), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan kasus naik sebanyak 2.081 menjadi 139.549 kasus, sementara di Filipina ada tambahan 3.420 kasus baru sehingga keseluruhan hari itu menjadi 161.253.

Namun kematian di Indonesia lebih banyak, yaitu 6.150 kematian, dua kali lebih banyak dari Filipina yang sejauh ini melaporkan 2.665 yang meninggal.

Indonesia dan Filipina sangat tertinggal dari negara lain dalam jumlah tes COVID-19 yang sudah dilakukan.

Dr Dado mengatakan di rumah sakit di Filipina, pasien yang sudah positif COVID-19 sering kali masih dirawat di ruangan yang sama dengan mereka yang sedang menunggu hasil pengetesan.

“Jadi kalau mereka tidak memiliki COVID-19 ketika masuk, mereka mungkin akan mengidap virus ketika keluar,” katanya.

A woman wears a mask while talking to a child on video call.
Dr Arielle Arboleda Dado kehilangan ibunya yang meninggal karena COVID-19 di Manila.

Supplied

Ketika ibunya mulai menunjukkan gejala seperti terkena corona, dr Dado kemudian menghubungi sedikitnya 10 rumah sakit.

Semua memiliki daftar tunggu yang panjang, dan biaya tes sangat mahal, bahkan untuk ukuranya sebagai dokter.

Pengetesan di Filipina lebih banyak dibandingkan Indonesia

Di ibukota Filipina, Manila baru-baru ini sudah ada tes gratis, sementara di luar Manila, hampir tidak ada yang menyediakan tes COVID-19 gratis dan kadang harus membayar sampai Rp 2 juta.

Indonesia yang memiliki jumlah penduduk 10 kali lebih besar dari Australia, baru melakukan tes sebanyak 1.03 juta kali hingga 13 Agustus, sementara Australia yang berpenduduk 26 juta sudah melakukan 5,5 juta tes.

Sebagian besar pengetesan baru dilakukan di Jakarta dan sekitarnya.

“Pandemi ini lebih buruk dari yang tampak di permukaan,” kata Ronald Bessie, koordinator bidang data di Kawal COVID-19, sebuah situs yang secara mandiri mengumpulkan data dan informasi mengenai pandemi COVID-19 di Indonesia.

“Kami menyarankan pemerintah melacak dan mengkarantina 30 orang untuk setiap kasus positif,” katanya kepada ABC.

Filipina dengan penduduk 110 juta sudah melakukan pengetesan lebih banyak yaitu 1,59 juta kali sampai tanggal 3 Agustus.

Ronald Bessie mengatakan rasio tes di Filipina dua setengah kali lebih tinggi dari di Indonesia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa 6,8 persen kasus corona di Indonesia terjadi pada anak-anak berusia 5 sampai 14 tahun, sementara angka rata-rata global adalah 2,5 persen.

WHO memperingatkan angka ini akan meningkat bila program belajar dari rumah tidak dilanjutkan.

Berbeda dengan Filipina, Singapura dan Malaysia, Indonesia tidak pernah betul-betul menerapkan ‘lockdown’, bahkan Indonesia sudah menerapkan masa transisi ke ‘adaptasi baru” dan banyak pakar mengatakan kebanyakan warga tetap tidak memahami betapa seriusnya wabah corona..

Filipina dan Indonesia berharap vaksin dari Rusia dan China

Rusia sudah menjanjikan akan memberikan vaksin kepada Filpina, yang diperkirakan akan mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang di Rusia bulan Agustus ini.

Beberapa pakar sudah mempertanyakan keputusan Rusia untuk memproduksi vaksin yang diberi nama ‘Sputnik V’.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte tampaknya tidak begitu mempedulikan pandangan pakar dan mengatakan “saya berjanji Filipina dan Rusia akan menjadi kawan yang abadi”.

Filipina akan melakukan uji klinis tahap ketiga bulan Oktober.

Juru bicara pemerintah Filipina mengatakan Presiden Duterte akan mendapat vaksinasi di bulan Mei 2021.

Philippines President Rodrigo Duterte holds documents and wears a mask.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan akan menjalani vaksinasi Sputnik V tahun 2021.

Presidential Communications Operations Office: Joey Dalumpines

Di Indonesia uji klinis terhadap vaksin yang sedang dikembangkan oleh perusahaan China, Sinovac BioTech, sedang dilakukan terhadap 1.620 relawan yang bekerja sama dengan perusahaan BUMN Bio Farma.

Seperti halnya Presiden Duterte, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan rasa optimisnya mengenai percobaan terhadap vaksin tersebut.

“Uji klinis tahap ketiga ini akan bisa diselesaikan dalam masa enam bulan,” kata Presiden Jokowi, Selasa pekan lalu.

Lihat artikel selengkanya dalam bahasa Inggris di sini

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya.