Festival Sate Indonesia Tetap Dilangsungkan di Melbourne
Festival Sate yang dikelola oleh Perwira, perkumpulan warga Indonesia di Victoria, Australia, akan dilangsungkan di Box Hill Town Hall Melbourne, hari Minggu (10/5/2015).
Festival yang akan menampilkan berbagai sajian masakan dan juga pertunjukkan budaya itu merupakan salah satu festival terbesar mengenai Indonesia di Victoria, dan sudah berlangsung teratur selama lebih dari 15 tahun.
Festival ini selalu diselenggarakan di bulan Mei, dan walaupun akan dilangsungkan di saat hubungan bilateral antara Australia dan Indonesia memburuk menyusul eksekusi terhadap dua terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran di Nusa Kambangan minggu lalu.
"Kami tidak pernah mempertimbangkan untuk membatalkan atau menunda Satay Festival sehubungan dengan Bali Nine. Memang dalam rapat, kita juga membicarakannya namun kami tidak pernah mendapat saran agar acaranya ditunda." kata Reza Radjatjut dari Perwira yang menjadi panitia pelaksana kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia L. Sastra Wijaya hari Selasa (5/5/2015).
Menurut Reza, mereka sudah menghubungi pihak kepolisian, dan juga Konsulat Jenderal RI di Victoria, dan tidak ada pihak yang menyarankan untuk melakukan penundaan.
"Hari Mingggu nanti, kalaupun ada pengunjung yang bertanya soal eksekusi Bali Nine ini, kami akan meminta bantuan dari KJRI untuk membuka meja guna memberikan informasi yang diperlukan." kata Reza lagi.
Satay Festival diselenggarakan di Box Hill Town Hall. (Facebook)
Festival Sate Indonesia ini merupakan sedikit dari kegiatan teratur yang dilakukan oleh warga Indonesia yang bermukim di Australia.
Tidak seperti kegiatan lainnya, Festival Sate memungut bayaran bagi mereka yang hendak hadir. Pengunjung dewasa harus membayar $ 3 sementara keluarga $ 8 dolar (dua dewasa, dua anak), sedangkan pensiunan atau anak-anak ditarik $ 2 dolar.
Jadi apa kegiatan baru dari Festival Sate tahun 2015?
"Kami untuk pertama kalinya melibatkan PPIA (Persatuan Pelajar Indonesia di Australia) di Victoria, yang akan melakukan kegiatan. Juga ada keterlibatan media komunitas OZIP yang akan melakukan beberapa workshop." kata Reza.
Bekerjasama dengan PPIA Victoria, Satay Festival kali ini menerima sumbangan buku-buku untuk dibagikan ke berbagai provinsi di Indonesia. Program tahunan PPIA ini dinamakan Buku untuk Anak Bangsa (BuAB). Buku yang diharapkan adalah buku-buku pelajaran dan bacaan (cerita) untuk anak usia 6 – 12 tahun.
Pada 2009, program BuAB telah mendistribusikan lebih dari 11.000 buku dengan berat hampir 2 ton ke 13 provinsi. Pada 2012 telah mengirimkan kurang lebih 1.5 ton buku.
Untuk pertama kalinya juga, Festival Sate ini akan dilangsungkan lebih lama, mulai dari jam 11 dan selesai jam 8 malam waktu setempat.
Salah satu pertunjukkan yang akan ditampilkan adalah dari kelompok musik Krontjong van Java kreasi mahasiswa Indonesia di Melbourne. (Facebook)
Salah satu penampil di Festival Sate adalah kelompok musik Orkes Jawi Waton Muni (OJWM). Dalam bahasa Indonesia, Waton Muni artinya adalah Asal Bunyi. OJWM baru saja jadi orkes pembuka event Indonesian Film Festival (IFF) X, festival film Indonesia terbesar dan terlama di Australia bulan April lalu.