ABC

Fakta Dan Mitos Dari Manfaat Minyak Kelapa Bagi Kesehatan

Kelapa telah menjadi makanan berharga di daerah tropis selama ribuan tahun, yang secara tradisional dinikmati airnya dari pusat buah, dagingnya, atau santannya (yang dibuat dengan memarut daging dan diseduh dalam air).

Minyak kelapa putih padat (begitu istilah populernya, walaupun secara teknis ini adalah lemak bukan minyak) kini adalah favorit para selebriti dan blogger, penggemar pola diet paleo dan penjual makanan super atau superfood.

Sejumlah klaim tentang nilai medisnya bertebaran di internet, tapi seberapa tangguh mereka menghadapi penelitian ilmiah?

1. Membantu menurunkan berat badan

Tidak ada penelitian yang menemukan bahwa minyak kelapa membantu menurunkan berat badan.

Klaim yang dibuat ratusan situs internet bahwa bahan ini memiliki beberapa kemampuan khusus untuk menyingkirkan lemak tubuh didasarkan pada gagasan yang keliru bahwa minyak kelapa identik dengan produk laboratorium semi-sintetis yang dikenal dengan minyak MCT.

Tak seperti minyak nabati biasa, minyak MCT larut dalam air dan pada awalnya dirancang untuk digunakan dalam makanan tabung atau untuk orang-orang yang kekurangan gizi karena mereka kekurangan enzim normal yang memecah lemak.

Tak seperti kebanyakan lemak yang diserap ke dalam aliran darah, minyak MCT diserap langsung ke hati. Ini berarti bisa digunakan lebih cepat untuk bahan bakar dibanding lemak lainnya.

Ada beberapa bukti bahwa minyak MCT bisa membantu menurunkan berat badan, walaupun dosis yang dibutuhkan dan efek sampingnya -setidaknya pada awalnya -bisa mencakup mual, kram perut dan diare.

Meski begitu, situs internet yang menganggap efek minyak MCT juga berlaku untuk minyak kelapa sungguh salah. Kedua produk itu tidak setara dan Anda tidak bisa menukar temuan satu dengan temuan lainnya.

MCT terdiri dari dua asam lemak -asam kaprilat dan kapris. Minyak kelapa memiliki sejumlah kecil asam ini, namun asam lemak yang dominan adalah asam laurat. Asam laurat tidak dicerna di hati namun dicerna dan dimetabolisme dalam tubuh seperti asam lemak pada minyak nabati lainnya.

Jika mengunyah sepotong daging kelapa (yang merupakan sumber serat makanan yang masuk akal), membantu Anda makan lebih sedikit secara keseluruhan, itu bisa bermanfaat.

Namun, studi tentang lemak berbeda, termasuk minyak kelapa, tidak menemukan efek menguntungkan pada rasa lapar, rasa kenyang, rasa puas atau pemikiran tentang makanan saat ini.

Daging kelapa dikeringkan untuk diperas menjadi minyak kelapa murni di Kepulauan Solomon.
Daging kelapa dikeringkan untuk diperas menjadi minyak kelapa murni di Kepulauan Solomon.

ABC News: Sean Murphy

2. Kurangi risiko penyakit jantung

Studi yang cermat menunjukkan, efek keseluruhan minyak kelapa pada peningkatan kolesterol LDL (yang meningkatkan risiko penyakit jantung) lebih besar dibandingkan dengan jagung, safflower atau campuran minyak kedelai dan wijen.

Namun, sedikit lebih baik dari pada mentega.

Banyak bukti dari studi tentang orang-orang yang hidup dengan gaya hidup tradisional dengan kelapa (seperti mengonsumsi dagingnya atau santan) sebagai sumber utama lemak menunjukkan rendahnya tingkat penyakit jantung.

Mereka termasuk penelitian di tahun 1960 tentang orang-orang Pasifik yang ramping dan aktif yang makanannya terdiri dari ikan, gurita, talas, sukun, pisang dan kelapa.

Hal yang sama berlaku untuk orang-orang yang sangat kurus di Kitava (sebuah pulau kecil di Papua Nugini), dengan makanan tradisional ubi jalar, singkong, ubi jalar, talas, pisang dan buah-buahan tropis lainnya, ikan serta kelapa.

Minyak kelapa tak mungkin membantu tubuh anda melawan infeksi virus atau bakteri.
Minyak kelapa tak mungkin membantu tubuh anda melawan infeksi virus atau bakteri.

iStockPhoto

Pola makan mereka tak hanya rendah lemak, tapi juga mengandung sedikit alkohol, garam, gula, susu atau makanan olahan.

Berbeda dengan pola makan yang terbatas dari masa lalu, kelapa belum mampu melindungi diri dari perubahan besar dalam pola makan dan aktivitas. Di Samoa, misalnya, konsumsi kelapa tidak berubah, namun total makanan harian menyumbang 3.800 kilojoule (900 kalori) lebih banyak di tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 1960an.

Kepulauan Pasifik sekarang berada di puncak daftar obesitas dunia, tingkat penyakit jantung begitu tinggi, dan diabetes tipe 2 tiga kali lebih umum daripada di Australia -semuanya terjadi meski mereka mengkonsumsi kelapa.

Seperti yang baru-baru ini ditunjukkan satu kajian terhadap 21 makalah penelitian dan kajian lebih lanjut, minyak kelapa tidak bisa diandalkan untuk mengurangi kolesterol darah atau melindungi terhadap penyakit jantung.

3. Membunuh bakteri dan virus

Beberapa situs internet mengklaim minyak kelapa bisa membunuh virus, jamur dan bakteri karena kandungan monolaurinnya, senyawa yang berasal dari asam laurat.

Studi pada tikus menunjukkan monolaurin bisa memberikan beberapa perlindungan terhadap bakteri Staphylococcus aureus (yang bertanggung jawab atas beberapa infeksi bakteri), namun para peneliti yang melakukan studi ini tidak menemukan efek baik pada minyak kelapa murni atau virgin coconut oil.

Dalam infeksi jenis tertentu, ada kemungkinan monolaurin bisa digunakan, tapi tidak sah melakukan ekstrapolasi dari sini untuk membuat klaim tentang minyak kelapa bila tidak ada bukti bahwa tubuh bisa membuat monolaurin dari minyak kelapa.”

Sebaliknya, bentuk monolaurin olahan (gliserol monolaurat) ditemukan dalam minyak kelapa dan sangat populer untuk khasiat pengemulsi dan pelembab-nya pada kosmetik, deterjen dan sabun.

Sifat minyak kelapa ini bisa menunjang manfaatnya sebagai pelembab wajah atau penghapus make-up.

4. Memperbaiki rambut

Beberapa makalah yang diterbitkan dalam ‘Journal of Cosmetic Science’ mengklaim bahwa minyak kelapa yang diaplikasikan pada rambut lebih baik dalam menembus batang rambut daripada minyak mineral.

Ini bisa berguna dan tidak mungkin minyak kelapa yang dipijatkan ke rambut akan berdampak buruk pada kesehatan manusia, jadi jika dibutuhkan, mungkin bermanfaat untuk menggunakannya karena alasan ini.

5. Memutihkan gigi

Klaim ini merupakan ekstrapolasi lain dari gagasan bahwa minyak kelapa bisa membunuh organisme berbahaya.

Praktek berkumur dengan minyak dalam mulut (disebut “pembersihan minyak”) selama 10-30 menit sebelum meludah berasal dari praktik Ayurveda di India dan diduga mengeluarkan racun.

Jika itu membuat Anda merasa sakit atau sakit kepala, itu berarti menjadi bukti bahwa Anda sedang mengeluarkan toksin.

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung praktik ini dan seharusnya tidak menggantikan perawatan gigi yang tepat.

*Rosemary Stanton adalah seorang ahli gizi dan peneliti tamu di Universitas New South Wales.

*Artikel ini awalnya diterbitkan dalam The Conversation.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.