ABC

Esther Stewart, Seniman Australia di Balik Koleksi Rumah Mode ‘Valentino’

Lukisan karya seniman Australia, Esther Stewart, menghiasi pakaian rancangan rumah mode Italia kenamaan, Valentino. Perempuan berusia 26 tahun ini, baru saja kembali dari Paris, tempat di mana kreasi geometris warna-warninya dipamerkan di atas ‘catwalk’.

Dari studionya di Daylesford, negara bagian Victoria, Esther Stewart menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengerjakan karya abstrak dengan menggunakan warna-warna yang menarik dan berani.

Setelah mendapat perhatian dari komunitas desain Melbourne, karyanya sempat dilirik label lain.

Perempuan berusia 26 tahun yang selalu memiliki minat dalam bidang fesyen ini, tertegun dengan hasil akhir yang diperagakan Valentino.

Tapi Etsher menunggu kesempatan yang lebih tepat.

Dan kesempatan itu jatuh pada rumah mode ‘Valentino’.

Seorang anggota tim perancang pakaian pria rumah mode tersebut terpukau pada hasil karya Esther di situs review online, dan bertanya apakah ia tertarik untuk berkolaborasi.

"Tentu saja saya sangat tertarik. Tim desain dan produksi di Valentino memiliki kemampuan desain yang luar biasa dan keahlian yang menakjubkan," ujar Esther.

Valentino menghabiskan waktu enam bulan untuk mengaplikasikan karya Esther ke dalam kain yang dipakai pada koleksi busana laki-laki musim gugur/dingin 2015-16.

Bulan lalu, Esther diterbangkan ke pagelaran busana ‘Pekan Mode Paris’ atau ‘Paris Fashion Week’, di mana ia melihat lukisannya telah ditransformasi oleh Valentino.

Perempuan berusia 26 tahun yang selalu memiliki minat dalam bidang fesyen ini, tertegun dengan hasil akhir yang diperagakan Valentino.

"Perhatian terhadap detail yang mereka terapkan pada lukisan saya terhadap karpet, pakaian dan aksesoris, sungguh luar biasa. Sebagai pelukis, hal yang fantastis untuk melihat karya saya berubah dalam bentuk itu, melihat bagaimana lukisan diterjemahkan ketika diberi tekstur dan bentuk," ungkapnya.

Esther dibesarkan di sebuah wilayah semi-pedesaan di Daylesford, tempat di mana ia melalui masa kecil, yang katanya terus mempengaruhi kreatifitasnya.

"Saya menghabiskan banyak waktu di luar rumah, memanjat pohon, menunggang kuda dan bertualang. Hidup jauh dari kota telah membentuk cara saya mengapresiasi ruang terbuka dan lingkungan sekitar dan terus mempengaruhi cara saya berpikir," akunya.

Kecintaannya akan dunia kreasi berkembang saat melalui masa SMA di Ballarat, tempat di mana para guru membuka matanya pada bentuk seni yang berbeda dan menarik.

"Itu mungkin tak terjadi hingga saya mulai sekolah seni, saat di mana saya benar-benar memahami apa itu seorang seniman dan mengembangkan kemampuan seni saya sendiri," katanya.

Bersamaan dengan pertemuannya dengan tim Valentino, melihat pameran retrospektif artis Yahudi-Perancis, Sonia Delaunay, adalah hal menarik lainnya dari perjalanan Esther.

"Sonia menerapkan desain abstraknya ke lukisan, pakaian, arsitektur dan furnitur. Keterampilan, semangat dan tekadnya sungguh luar biasa dan sangat terlihat dalam karya-karyanya,” tutur Esther.

Ia menambahkan, "Kata-katanya 'seni abstrak hanya penting jika ia adalah irama tak berujung di mana masa lalu dan masa depan bertemu' sangat menginspirasi saya."

Sementara ia belum memilikiproyek besar pada saat ini, Esther ingin membuat patung luar ruang berskala besar yang berhubungan dengan bangunan yang mengelilingi mereka.