ABC

Enam Wilayah di kota Melbourne Jadi ‘Hotspot’ Baru Penyebaran Virus Corona

Warga dari enam wilayah di kota Melbourne yang jadi “hotspot penyebaran” COVID-19, kini dilarang bepergian untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Larangan mulai diberlakukan hari Senin (22/06), setelah keenam wilayah tersebut mencatat kenaikan kasus baru COVID-19 sebesar 83 persen dalam tujuh hari terakhir.

Hari Minggu kemarin, tercatat sebanyak 19 kasus baru terjadi di enam wilayah: Hume, Casey, Brimbank, Moreland, Cardinia dan Darebin.

Komite Perlindungan Kesehatan Australia (AHPPC) juga telah menyarankan agar warga tidak bepergian dari dan ke enam wilayah kota di Melbourne ini.

Pejabat tertinggi bidang medis Australia, Profesor Brendan Murphy dalam wawancara dengan program Radio Nasional dari ABC menegaskan pihaknya tidak menghendaki warga dari keenam wilayah itu bepergian ke wilayah regional atau ke negara bagian lain di Australia.

“Sebentar lagi liburan sekolah, sehingga kami minta warga dari enam wilayah ini jangan sampai pergi mengunjungi keluarga di Sydney atau pedalaman Victoria dan berpotensi menyebarkan virus,” ujar Profesor Murphy.

A few trams and cars on Princes Bridge, near Flinders St Station
Setidaknya satu dari enam warga di negara bagian Victoria tinggal di kawasan yang kini menjadi 'hotspot' penularan virus corona.

ABC Melbourne: Kristian Silva

Wilayah padat penduduk

Tercatat hampir 18 persen warga Victoria tinggal di enam wilayah yang kini jadi hotspot tersebut.

Sebagian besar kasus baru COVID-19 juga terkait dengan kluster keluarga besar.

Menurut Prof Tony Blakley, pakar epidemiologi dari University of Melbourne, pembatasan lebih ketat terhadap wilayah tertentu dibandingkan wilayah lainnya akan diberlakukan sampai vaksin COVID-19 ditemukan.

Cars line up in an underground carpark and are approached by health workers for a coronavirus test.
Mereka yang memiliki gejala COVID-19 seringan apapun, telah diminta untuk dites.

ABC News: Gemma Hall

Ia menyarankan agar penanganan dilakukan berdasarkan “pembatasan perdaerah” daripada melakukan penutupan secara menyeluruh.

“Jika anak Anda bersekolah di luar daerah dimaksud, sebaiknya jangan bawa dia ke sekolah,” katanya.

Ia juga meminta warga di wilayah “hotspot” jangan berbelanja di luar wilayahnya.

“Jika Anda pekerja dan memiliki pekerjaan di dalam wilayah hotspot, sebaiknya hentikan dulu,” kata Prof Blakley.

Sementara juru bicara Pemerintah Negara Bagian Victoria menyatakan warga di enam wilayah tersebut perlu waspada, menegakkan aturan yang membatasi jumlah tamu ke rumah mereka, menjaga jarak sosial dan segera tes jika memiliki gejala paling ringan sekalipun.

Aturan lainnya yaitu, mereka yang sedang menjalani karantina atau menunggu hasil tesnya, diharuskan mengisolasi diri selama 14 hari.

Disebutkan bahwa, Pemerintah Victoria menyediakan pembayaran sebesar $1.500 (Rp 15 juta) bagi setiap warga tidak dapat cuti sakit untuk tinggal di rumah.

Situasi di pusat perbelanjaan

The outside of a shopping centre with an H&M logo and a mural of a woman.
Toko H&M di kawasan Northland sempat ditutup untuk pembersihan pekan lalu, setelah satu pekerjanya dinyatakan tertular virus corona.

ABC News: Chris Gillett

Sementara itu para pekerja di pusat-pusat perbelanjaan merasa prihatin dengan perilaku sebagian rekannya yang tidak mau mengisolasi diri sampai hasil tes COVID-nya keluar.

Gerard Dwyer dari serikat buruh terkait menyatakan, meskipun tempat tes COVID-telah didirikan di pusat perbelanjaan, sejumlah orang tidak kembali ke rumah untuk menunggu hasil tes mereka.

Salah satu petugas tes COVID-19 di pusat perbelanjaan Chadstone mengatakan setengah dari 300-an orang yang dites Sabtu pekan lalu, tetap pergi ke pusat perbelanjaan setelahnya.

“Menurut aturan dari otoritas kesehatan, mereka yang dites harus segera pulang ke rumah dan menunggu hasilnya,” kata Gerard.

Ia menambahkan, dengan kegagalan yang terjadi di pusat-pusat perbelanjaan di Kota Melbourne, sudah saatnya pemerintah turun tangan.

Larangan dianggap ‘terlalu luas’

Kepala wilayah Cardinia, Jeff Springfield kepada ABC News mengaku baru mengetahui wilayahnya menjadi salah satu “hotspot” setelah mendengar pengumuman dari AHPPC pada hari Minggu.

Dia ingin mendapatkan penjelasan detail dari Pemerintah Negara Bagian Victoria hari ini.

“Kami perlu mengetahui di mana kasus-kasus yang disebutkan itu sehingga bisa fokus mengatasinya,” kata Springfield.

Ia menjelaskan ada sekitar 100 ribu warga yang tinggal di wilayahnya dengan luas 1.300 kilometer persegi, sehingga diperlukan informasi terperinci untuk menangani permasalahannya.

“Larangan secara umum itu terlalu luas, jia hanya disebutkan agar jangan dari dan ke wilayah Cardinia,” katanya.

“Karena kami harus mengisolasi daerah mana yang menjadi fokus mereka di sini dan suburb sehingga kami bisa menindaklanjutinya,” ujar Walikota Cardinia Jeff Springfield.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia