Empat Muslim Rela Menyetir 10 Jam Untuk Bantu Korban Kebakaran Australia
Untuk kedua kalinya, empat sahabat Muslim membantu korban kebakaran hutan di utara New South Wales dengan menyajikan BBQ, atau daging bakar.
Keempat pria yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang bangunan ini menyetir enam jam lamanya dari rumah mereka di kawasan Auburn, Sydney barat untuk mengunjungi komunitas di Willawarrin, yang mengalami kebakaran hutan parah.
Jarak antara Auburn ke Willawarrin adalah 447 km atau sekitar lima jam perjalanan dengan mobil.
Sebelumnya, mereka juga mereka memberikan kejutan bagi warga di kawasan Kempsey saat mereka berada di lokasi evakuasi.
Jawad Nabouche dan teman-temannya mulai berangkat dari Sydney pukul 6 pagi lewat Pacific Highway, dengan membawa 30 kilogram daging sosis dan 30 botol air mineral, dan tentunya perlengkapan BBQ.
“Setidaknya ini yang bisa kita lakukan, mencoba membantu komunitas dan semua orang yang ada disini, membuat mereka tersenyum,” kata Jawad.
Memberikan arti bagi komunitas
Mayor, atau pemimpin dewan kota, dari Kempsey Shire, Liz Campbell, masih ingat saat mereka tiba-tiba datang di suatu Sabtu pagi.
“Saat itu jalanan terputus, tapi kita harus menunggu untuk bisa melewati dan kita datang ke pub, kemudian mereka menyalakan barbecue dan menjadi bagian dari komunitas Willawarrin,” kata Liz.
Ia mengatakan dukungan yang diberikan memiliki arti bagi mereka saat ini.
“Saat kita bersedih, kita membutuhkan dukungan untuk berikan semangat,” kata Liz.
“Mereka bagian dari Willawarrin, mereka kita adopsi.”
Membuat warga ‘terkesima’
Maree Tyme, yang kehilangan pagar propertinya saat kebakaran hutan terjadi, mengatakan “luar biasa” melihat jumlah bantuan dari orang-orang yang datang memberikan bantuan pada korban di Willawarrin.
“Kita melihatnya di tempat lain yang mengalami hal lain, tapi saat terjadi di kota kelahiran sendiri dan tempat saya dibesarkan, luar biasa melihat dukungan dari orang-orang di luar komunitas,” ujarnya.
“Ini adalah hadiah yang indah untuk kampung kita dan banyak korban yang terkena dampak kebakaran disini dan di sekeliling kita yang kehilangan rumah mereka.”
Pemimpin Dewan Kota juga mengatakan banyak warga yang membutuhkan dukungan moral seperti ini.
“Kita punya keluarga dengan anak-anak yang kehilangan semuanya, mereka kehilangan rumah, kehilangan barang-barang saat masa kecil mereka dan ini berat bagi anak-anak,” kata Liz.
Jamie Zaia, yang kehilangan rumahnya mengatakan kedatangan empat warga Muslim ini tidak terbayangkan.
“Untuk mereka datang dari Sydney, membawa barang-barang mereka, peralatan, mereka datang, memasak kita makanan, dan kembali ke rumah, dan mereka tak tahu siapa kita,” ujarnya.
“Dukungan yang saya dapatkan dari semua komunitas benar-benar sangat luar biasa,” tambahnya.
Tania dan suaminya, yang baru menikah sepekan sebelum kebakaran hutan melanda, adalah salah satu warga yang berjuang memadamkan api.
Rumah mereka selamat, tapi lahan properti mereka di sekelilingnya terbakar.
“Siapa yang mengatakan tanah tidak bisa terbakar, belum pernah melihat tanah terbakar,” kata Tania.
Ia juga sangat menghargai dukungan yang diberikan dari warga di luar kota.
“Semua orang terkesima dan kebanjiran bantuan untuk kita, mereka orang-orang yang baik,” ujarnya.
‘Bangga menjadi seorang Australia’
Tania juga terkesan dengan kedermawanan orang-orang.
“Ada yang datang dari Central Coast, mereka membawa tiga truk berisi barang-barang donasi, kulkas, mesin cuci, pakaian, mainan,” ujarnya.
“Mereka bahkan punya daftar anak-anak yang ada di kawasan Willawarrin dan mereka membawa kado-kado Natal.”
“Inilah keindahan dari Willawarrin, kita adalah komunitas yang kecil dan setiap orang menawarkan diri untuk membantu orang-orang disini, inilah yang membuat kami tetap tersenyum.
Direktur Eksekutif dari organisasi Team Rubicon Australia, Geoffrey Evans mengatakan mereka pertama kali melihat komunitas Muslim saat berada di Tathra.
“Satu yang hal yang kita pelajari tentang warga Australia, dan ini yang membuat kita bangga menjadi seorang Australia, adalah kita saling membantu satu sama lain,” ujar Geoffrey.
“Kamu melihatnya pertama kali di masyarakat, setiap kali kita datang ke sebuah rumah. Tidak peduli seberapa parahnya orang itu adalah hal pertama yang akan mereka katakan adalah ‘Pasti ada orang yang membutuhkan bantuan lebih dari kita’.
“Kami melihat mereka dan berkata,” Tapi kamu telah kehilangan segalanya, dan kemudian bibir atas mulai pergi dan ada curahan kesedihan dan kemudian kita mulai membantu mereka tetapi kemudian Australia yang lebih luas akan mulai masuk. “
Artikel ini disadur dari laporan dalam Bahasa Inggris yang bisa dibaca di tautan berikut.
Simak berita dan kisah inspiratif lainnya dari Australia di ABC Indonesia dan bergabunglah bersama komunitas kami di Facebook ABC Indonesia.