ABC

Emily Solima, Gadis Australia yang Pandai Menari Tarian Selayar

Banyak warga Australia yang kesengsem kebudayaan Indonesia. Emily Solima, Rod Cumberbatch dan Michael Honegger adalah segelintir di antaranya.

Emily Solima tampak cantik mengenakan baju bodo berbahan organdi warna ungu, dengan ornamen dan hiasan kepala warna emas. Dia lincah memainkan sarung bersama 4 teman-temannya. Tana Doang, tarian yang ditampilkannya itu adalah nama lain dari Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.

"Saya menari Tana Doang dengan kelompok tari Sanggar Lestari, yang diasuh oleh Ningsih Millane. Anaknya, yaitu Yana dan Mira turut melatih saya dengan baik," tutur Emily.

Emily Solima, gadis Australia sang penari trandisional Indonesia. (Foto: Hany Koesumawardani)
Emily Solima, gadis Australia sang penari trandisional Indonesia. (Foto: Hany Koesumawardani)

 

Emily ditemui jurnalis Indonesia yang ke Australia atas undangan Australia Plus ABC International, di sela-sela Indonesia Food and Trade Festival di Box Hill Town Hall, Box Hill, kota di pinggiran Melbourne, Victoria pada September 2015.

Emily mengaku sudah sejak awal 2015 ini mempelajari tari Tana Doang. Dia bahkan sempat menarikan Tana Doang di Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.

"Saya pernah pentas juga waktu ada acara di Federation Square Melbourne pada Mei 2015 lalu. Kalau menjelang pentas begitu, berlatihnya setiap pekan selama 2 bulan," tutur perempuan sarjana ilmu kesehatan dari Universitas Deakin ini.

Selain memfavoritkan tarian Tana Doang, Emily kini juga belajar tari gending sriwijaya asal Sumatera Selatan dan berharap bisa segera pentas. Kala ditanya mengapa suka akan budaya Indonesia, Emily menjawab,"Suka budaya dan orang-orangnya sangat terbuka".

Dia juga pernah ke Indonesia 4 kali, masing-masing ke Makassar, Jakarta, Bandung, Yogya dan Bali. Dara ini juga sedikit bisa berbahasa Indonesia.

"Saya bisa bahasa Indonesia sedikit di kampus saya, dan dari teman-teman Indonesia saya, meski sangat sedikit," jelas penyuka soto ayam ini ramah.

Lain dengan Rod Cumberbatch dan Michael Honegger, yang luwes meliak-liukkan tubuh dalam balutan baju hitam-hitam dan udeng dari kain batik. Mereka melakukan jurus-jurus pencak silat ditabuhi musik degung Sunda. Rod dan Michael sesekali bersila, seperti bersemedi, kemudian berdiri, menyilangkan tangan, membawa sabit dengan jurus-jurus ritmis yang indah.

Michael Honegger dan Rod Cumberbatch. (Foto: Hany Koesumawardani)
Michael Honegger dan Rod Cumberbatch. (Foto: Hany Koesumawardani)

 

"Saya berlatih pencak silat selama 2 tahun sekarang, kami berlatih di Melbourne, kami punya Federasi Pencak Silat Melbourne dan kami berlatih di (padepokan) Silat Thomas," tutur Rod yang diwawancara seusai pentas.

Rod yang berasal dari Inggris namun kini hidup di Melbourne ini, mengaku sebenarnya dia tertarik pada seni bela diri secara umum. Namun dia kepincut pencak silat karena tertarik akan sikap mentalnya.

"Pencak silat utamanya, sangat mengalir, juga saya suka sikap mentalnya kala berlatih. Tapi umumnya tekniknya sangat beragam," tutur Rod yang berlatih pencak silat sendiri setiap hari dan berlatih dengan padepokannya 3 kali seminggu.

Meski rajin berlatih pencak silat yang Indonesia sekali, namun Rod mengaku belum pernah ke Indonesia. "Saya mau ke Bali, untuk berlatih bela diri dan bukan ke pantai. Saya juga ingin pergi ke Jakarta, ke padepokan silat dan stadionnya," harapnya.

Filosofi pencak silat juga membuat hati Michael Honegger kesengsem pada seni bela diri Indonesia ini. Pencak silat, menurutnya punya aspek fisik dan spiritual.

"Secara pribadi saya melihat sejak masih muda, itu melatih orang. Saya melihat pencak silat punya banyak aspek berbeda. Ada tradisional, ada seni. Jadi banyak aspek berbeda di pencak silat, pakai tetabuhan gendang, aspek gerakannya, ekspresi, budayanya sangat kuat. Aspek jika mau kompetisi bisa, jika mau lihat aspek mental, meditasi dan spiritualnya juga bisa, dan semua itu Anda bisa melakukan apa saja, sangat beragam. Seni beladiri yang sangat menarik dengan banyak aspek berbeda," tutur Michael.

Michael ini lebih jago lagi, karena belajar pencak silat sejak dia masih kanak-kanak. Namun 10 tahun lalu dia bergabung dengan padepokan Silat Thomas dan baru mulai serius 8 tahun lalu.

"Saya tumbuh di Malaysia dan Singapura, tapi kemudian di Australia dengan gaya Jawa Barat, jadi belajar di sini," imbuh dia.

Michael sering mengikuti kompetisi yang diselenggarakan Australian Pencak Silat Federation (APSF). Dia juga pernah bertanding pencak silat mewakili Australia di Eropa.

"Kejuaraan terakhir di Phuket Thailand, namun saya tak bertarung lagi, terlalu tua. Kelas fight itu yang muda-muda," jelas dia.

*Dapatkan kesempatan memenangkan boneka beruang Bobbie, khas Australia, yang memiliki harum bunga lavender dengan menceritakan apa yang paling Anda sukai dari Australia. Caranya? Tulis di akun Twitter Anda dengan tag #JendelaAustralia. Ikuti akun @APlusIndonesia untuk mengetahui pemenangnya.